Pangkalan Banteng Diterjang Banjir, Dua Dusun Terisolasi

    PANGKALAN BUN – Banjir bandang, menerjang Kecamatan Pangkalan Banteng,Rabu (19/4). Dua dusun yang ada di Desa Sungai Hijau terisolasi akibat jalan menuju kedua dusun itu terputus.

    Bahkan luapan airpun membanjiri jalan raya yang ada didesa Amin Jaya dan desa Marga Mulya. Seperti yang dituturkan Purwanto warga Karang Mulya Rt 24 Kecamatan Pangkalan Banteng mengatakan air dengan arus deras datang secara tiba tiba, sehingga membanjiri Jalan raya dan pemukiman warga.

    “Padahal hujan tidak begitu deras, tapi air dari sungai tiba tiba meluap ke jalan raya dan pemukiman warga, Pukul 03.00 WIB belum begitu deras, tapi pas Pukul 05.00 WIB, luapan air meluas kemana mana,” tutur Purwanto kepada beritasampit.co.id.

    Bahkan menurutnya akibat banjir bandang itu, tiga keramba miliknya terbawa banjir, “Kerugian capai puluhan juta, mau bagaimana lagi ini musibah,” katanya.

    Pantauan beritasampit.co.id dilapangan, akibat banjir bandang itu tempok SMPN 3 Pangkalan Banteng roboh, dan tembok milik wargapun jebol akibat banjir bandang dari luapan sungai Pakit.

    Sekretaris Desa Sungai Hijau Selamat widodo menuturkan banjir bandang membanjiri dua dusun yang ada di desa Sungai Hijau, di dusun 1 ada empat Rt 6,7,9 dan Rt 10 dengan jumlah Kepala Keluarga 60 sedangan di dusun 2 ada ada 145 Kepala Keluarga.

    “Yang pertama terkena banjir bandang desa Sungai Pakit, begitu disana surut turun ke desa Sungai Hijau, ini air terus naik dan deras,” kata Selamat kepada beritasampit.

    Menurutnya air datang dari bagian atas karena sebagian besar banyak perusahaan perkebunan selain itu sungai pakit pun mengalami pendangkalan sehingga air meluap kepemukinan.

    “Dua dusun saat ini terkepung air, sementara kami mengevakuasi yang di dusun 1 dulu, karena akses menuju dusun 2 putus terkenang air ketinggian mencapai satu meter lebih,” jelasnya. Selamat menjelaskan warga diungsikan dikantor desa, dan ada juga dirumah rumah warga yang tidak terkena banjir.

    “Kami sudah siapkan dapur umum dibantu TP PKK desa Sungai Hijau, dan tadi juga sudah ada bantuan siap saji dari BPBD,” terangnya. Menurut Selamat banjir bandang itu baru pertama terjadi, sedangkan normalisasi sungai pernah dilakukan pada tahun 2014 dan tahun 2015.

    Evakuasi warga pun dilakukan dengan menggunakan perahu karet, dan TNI pun turun tangan membantu pengevakusian warga. Danramil Kumai Kapt Inf Handoyo mengatakan dirinya bersama beberapa anggota,sejak pukul 10.30 melakukan evakuasi warga.

    “Kami mendatangi setiap rumah warga, demi keselamatan harus mengungsi, karena air terus naik dengan arus yang sangat deras. Pengungsian diutamakan anak anak dan orangtua dan perempuan terutama perempuan hamil yang kita dahulukan mengungsi dengan perahu,” ujarnya.

    Bahkan saat dilakukan evakuasi menurut Handoyo dia menemukan dua anak yang berusia 6 tahun dan 11 tahun. “Bapaknya bekerja di Sampit dan ibunya meninggal mereka setahun yang lalu, kedua anak itu sedang termangu di teras rumahnya, kami sangat prihatin, kami ungsikan keduanya dan kami serahkan ke pihak desa,” ungkapnya.

    Tepat pukul 15.00 wib banjir bandang membanjiri jalan trans km 50 atau dekat jembatan Sebukat, sehingga terjadi antrian panjang, dari arah Sampit antrian mencapai 2 km sedangkan dari arah Pangkalan Bun antrian sepanjan 4 km.

    (man/beritasampit.co.id)