Mencegah Pencurian Akun Sosmed Bagian (1)

    Faktor Penyebab Pencurian Akun Sosmed Dan Pencegahannya

    Oleh : Agung Suryo Putra***

    Berita tentang pencurian akun jejaring sosial  (Facebook, Twitter, BBM dsb) tengah marak terjadi  di Kota Sampit, bahkan sedikit meresahkan masyarakat pengguna jejaring sosial. Umumnya penyalahgunaan akun yang saat ini terjadi, sering disalah gunakan untuk memeras dan meminjam uang kepada seseorang yang berada dalam tali pertemanan orang  tersebut di jejaring sosial yang dimilikinya.

    Kekurang tahuan masyarakat dalam pengamanan jejaring sosial adalah penyebab rentannya para penyusup hacker, atau lebih tepatnya disebut cracker karena sifatnya yang merusak dalam pengambil alihan akun seseorang.

    Pada dasarnya, pencurian akun tidak semudah yang dipikirkan banyak orang bahwa hacker/cracker itu hebat, seperti kata Bang Napi “Kejahatan itu terjadi bukan karena ada pelakunya, tapi karena adanya kesempatan”. Maraknya Smart Phone (Telepon Pintar) atau Smart Device (Perangkat Cerdas) yang tersebar di masyarakat, tidak diikuti dengan pola pikir masyarakat yang mengunakannya ikut Smart atau menjadi pintar. Semua pengguna rata-rata menggunakan perangkat tersebut karena sekedar ingin ikut-ikutan trend kekinian.

    Sudah banyak tutorial bahkan sosialisasi yang dilakukan pemerintah bahkan komunitas penggiat IT untuk menangkal pencurian akun, tetapi karena pengguna umumnya hanya sekedar ikut-ikutan trend kekinian maka mereka mengabaikan, melewati bahkan menyepelakannya.

    Pencurian akun yang sering terjadi dilakukan para cracker dengan cara melakukan Phishing, Istilah phishing dalam bahasa Inggris berasal dari kata fishing alias memancing, dalam hal ini maksudnya adalah memancing informasi dan kata sandi pengguna. Penulisan dalam bahasa inggris menggunakan kata phishing tapi orang indonesia sering salah menulis menjadi phising.

    Phishing adalah suatu metode yang di gunakan cracker untuk mencuri password dengan cara mengelabui target menggunakan fake form login pada situs, aplikasi palsu yang menyerupai aslinya maupun aplikasi jebakan (umumnya disisipkan pada perangkat lunak bajakan). Pada beberapa kasus, situs maupun aplikasi palsu tersebut tidak terlalu mirip namun karena target kurang berhati hati dan tidak punya pengalaman tentang metode phishing maka banyak saja terjebak.

    Bersambung…

    Penulis adalah Ketua Relawan TIK Kalimantan Tengah, yang aktif sebagai penggiat IT di Kalimantan Tengah.