​Tak Ada Biaya, Sukarman Pasrah Terbaring Lemah Menahan Sakit Selama 3 Tahun

    PURUK CAHU – Sukarman (54), warga Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa timur, yang sudah 6 tahun berdominsili di Kabupaten Murung Raya (Mura), menderita Anemia Plastik selama 3 tahun terkahir.

    Saat ditemui beritasampit.co.id dikediamannya dijalan Letdjen Suprapto, Minggu (3/9/2017), sukarman hanya bisa terbaring lemah dengan beralaskan kasur tipis di salah satu sudut kamar rumah tersebut. Saat itu, ia didampingi istri dan kedua anaknya.

    Ditempat tidurnya, Sukarman pasrah dengan penyakit yang dideritanya. Sebuah kisah mengharukan juga dicaritakan oleh sang istri yang terus berupaya mengurus sang suami meski terkendala biaya untuk berobat.

    “Sudah 3 tahun suami saya menderita penyakit Anemia Plastik. Selama ini sudah saya bawa untuk berobat dirumah sakit Kota Puruk Cahu, namun disini tidak ada alat untuk menangani penyakit tersebut selain dari transfusi darah dari relawan yang ingin mendonorkan darahnya. Mau berobat keluar daerah kaki gak punya biaya sedangkan untuk kerumah sakit disini aja kami pakai Kartu Mura Sehat (KMS)” ungkap siti(37), istri sukarman.

    Faktor ekonomi menjadi penyebab sukarman tidak bisa melanjutkan pengobatannya ke luar daerah, meski sang istri sudah mendaftarkan dirinya di BPJS Kesehatan, dengan iuran yang ditanggung oleh pihaknya sendiri.

    Sukarman tidak punya keluarga yang bisa diandalkan untuk meringankan beban hidup. Sementara dirinya pun hanya numpang dirumah orang yang sudah tidak didiami oleh penghuninya. Sedangkan sang istri hanya berdagang pentol dengan keutungan sehari-hari cuman Rp 50.000.

    “Mau sih berobat keluar daerah bawa suami saya. Untuk biaya rumah sakit benar aja tidak bayar. Namun untuk makan dan minum serta kebutuhan lainnya selama berobat tetap memerlukan biaya. Sedangkan untuk menuju keluar daerah aja harus bayar ambulan, makanya saya tetap berusaha dagang pentol untuk ngumpulin uang untuk kebutuhan sehari-hari meski kadang saya harus berat hati meninggalkan suami saya dagang pentol dirumah,” tambah siti.

    Selama ini sukarman hanya bertahan dengan transfusi darah yang diterima dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Puruk cahu yaitu 2 kali dalam sebulan, terkadang juga ada warga sekitar dan tetangga sukarma juga memberikan bantuan sembako, kasur dan berupa uang tunai.

    (rn/beritasampit.co.id)