​Mudahnya Membudidayakan Ikan Patin, Ini Ceritanya…

    Laporan Fahmi di Desa Bapeang***

    SAMPIT – Siapa sangka, tempat bekas galian untuk pembuatan bata merah yang membentuk kolam tidak beraturan, kini disulap menjadi kolam ikan air tawar yang digunakan untuk membudidayakan
    ikan patin oleh para peternak ikan di desa Bapeang, KM 16 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur.

    Mereka memilih beternak ikan patin karena lebih mudah dalam penerapan serta pemeliharaannya. Selain itu ikan patin juga selalu laku di pasaran. Hal ini menyediakan peluang besar bagi mereka. Seperti yang diungkapkan salah satu peternak ikan patin Desa Bapeang ini.

    “Pemeliharaan ikan patin ini awalnya saja yang agak susah mas, saat ikan baru berumur sekitar 1 bulan. Kalo sudah diatas 1 bulan pemeliharaannya akan jadi gampang. Selain itu, pemasarannya juga mudah, biasanya para tengkulak yang langsung datang kesini untuk membeli hasil ternak ikan kami,” kata Ulin salah satu peternak ikan patin di Desa Bapeang kepada beritasampit.co.id, Selasa (05/09/2017).

    Keunggulan lain katanya, karena ikan patin selalu beradaptasi pada berbagai tingkat keasaman air (PH). Akibatnya, ikan patin selalu mampu untuk menyesuaikan di berbagai tipe air dengan tingkat keasaman berbeda.

    Harga ikan patin juga lumayan mahal kisaran antara Rp18 ribu samapi Rp 20 ribu perkilogramnya. Menurut pengakuan Ilin, tiap panen yaitu saat ikan berumur sekitar 5-7 bulan, dia dapat meraih keuntungan mencapai puluh jutaan rupiah. Para peternak di Desa Bapeang sendiri berharap agar harga ikan patin ini bisa lebih tinggi dari biasanya. Sehingga peternakan mereka semakin maju dan berkembang.

    (mi/beritasampit.co.id)