Wabub Kobar: “Milhat 20 Penerjun Payung, Seolah-Olah Kita Dibawa Pada Sejarah 70 Tahun Lalu”

    PANGKALAN BUN – Gebyar 20 payung para penerjun membuka secara bergantian sehingga nampak semarak di ‘langit’ Desa Sambi, Kecamatan Arut Utara (Aruta), yang dotonton ratusan pasang mata,yang ‘terpaku’ membelalak menatap keatas ‘langit’.

    Ketika ratusan kepala penonton nenengadah/penatap keatas langit, Tentunya,akan bermunculan berbagai kenangan dimasa lalu. Sebab, acara penerjunan masal 20 penerjun itu,untuk mengenang sejarah masa lalu, penerjunan pertama yang terjun ke ‘Bumi Borneo’ Kalimantan.

    Dan ternyata benar, dari sekiran ratus penonton terjun payung. Diantaranya Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah,saat menatap ke atas langit, dalam benaknya dia langsung mengenang sejarah penerjunan di Desa Sambi.

    Seperti diungkapkan, kepada sejumlah wartawan. “Tadi saat kita melihat langsung para penerjunan I langit, seolah-olah kita dibawa pada sejarah 70 tahun yang lalu,” kata Ahmadi Riansyah.

    Dan lanjut Ahmadi, kegiatan yang penuh dengan nuansa sejarah ini, akan dilestarikan. Dalam artian Pemkab Kobar kerjasama dengan TNI/Polri, serta sejumlah perusahaan, setiap tahun setelah menggelar penerjunan juga digelar kegiatan gotong-royong, meningkatkan pembangunan sekitar monumen Pelagan Sambi dan wilayah Desa Sambi.

    “Desa Sambi ini bukan saja milik Kobar tetapi sudah milik Indonesia, karena didesa Sambi inilah sejarah penerjunan pertama di Indonesia, saat melawan penjajah, kita akan Poles desa Sambi dengan melibatkan semua stakeholder,” papar Ahmad.

    “Kami atas nama Pemkab Kobar dan masyarakat Kobar menyampaikan trimakasih kepada Korpaskhas TNI AU dengan adanya kegiatan tapak tilas Ini, hal itu mengingatkan kita semua akan adanya sejarah yang ada di wilayah Kobar,” imbuh Wakil Bupati, Ahmadi Riansyah. (man/beritasampit.co.id)

    Editor: DODY