DIANAKTIRIKAN…!! Tanpa Akses Darat, Satujam Naik Getek Baru Tiba di Sekolah

    Editor: A. Uga Gara

    SAMPIT -Nasib pelajar SMA PGRI 2 Sampit, asal Desa Batuah, Kecamatan Saranau, Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) tidak seberuntung nasib rekan-rekannya yang lain. Apalagi dibandingkan dengan pelajar di Kota Sampit.

    Bagi pelajar sebanyak 30 orang itu, butuh waktu satu jam bila keadaan cuaca normal, baru tiba di tempat sekolah mereka di Desa Tarantang, Kecamatan Seranau. Pasalnya, pergi kesekolah mereka menggunakan perahu kelotok.

    Bila cuaca buruk, hujan disertai angin kencang, keberangkatan mereka ke sekolah terpaksa tertunda. Bahkan tidak berangkat sekolah sama sekali, apabila cuaca buruk belum juga reda sampai waktu masuk sekolah

    Penomena berangkat kesekolah, naik perahu getek ini terpaksa dilakoni puluhan pelajar ini setiap hari masuk sekolah, lantaran belum ada akses jalan darat dari desa mereka menuju sekolah.

    Hal ini sudah terjadi sejak lama. Pemimpin didaerah itu sudah berkali-kali berganti. Lebih ironis, wakil rakyatpun tidak bergeming dan acuh. Seakan kesulitan akses darat yang dialami pelajar dan masyarakat ditempat itu tak menggugah hati dan perasaan mereka.

    Padahal warga Desa Batuah punya andil mengantarkan para wakil rakyat dan pimpinan diwilayah itu bisa duduk enak di kursi empuk, makan makanan enak, dan naik mobil mewah.

    Camat Seranau, Siti Rahmaniar hanya bisa merasa iba dengan keadaan wilayahnya yang sangat memprihatinkan. Dia nampaknya tak bisa berbuat banyak untuk membantu kesulitan warganya di tempat itu, khususnya pelajar dari Desa Batuah. Karena kewenangannya terbatas.

    “Selama ini Kecamatan Seranau sangat tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur, terutama akses jalan darat penghubung antar desa. Kasian para pelajar dari Desa Batuah ini setiap hari kesekolah harus naik getek,” ungkap Siti Rahmaniar ketika dibincangi, Sabtu (18/11/2017).

    Lebih lanjut dia mengungkapkan, resiko naik getek tak hanya mengancam keselamatan para pelajar itu, tetapi juga membebani biaya yang cukup besar. Setiap hari, pulang pergi tak sedikit rupiah yang dikeluarkan. Padahal ekonomi kelurga para pelajar itu juga pas-pasan.

    Oleh karena itu, Camat Saranau ini sangat berharap, wilayahnya diprioritas mendapat perhatian dari pemerintah derah. Agar supaya keterbatasan yang menghambat prndidikan di wilayahnya dapat teratasi.

    “Sangat berharap sekali kami adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah,  untuk membangun jalan penghubung darat antar desa. Mohon kepada Anggota DPRD dari Dapil 3, dapat memperjuangkan pembangunan badan jalan di anggaran tahun 2018 mendatang,” ucapnya seraya bermohon untuk mengatasi keaulitan warganya itu. (fzl/Beritasampit.co.id)