Cegah Stunting, Masyarakat Diberi Pemahaman Peningkatan Gizi

    KASONGAN – Untuk mencegah stunting atau pertumbuhan anak yang kurang optimal. Masyarakat Katingan, khususnya ibu-ibu diberikan sosialisasi pemahaman peningkatan gizi ibu dan anak, di‎ Aula Bappelitbang setempat, Kamis (14/12/2017).‎

    Kegiatan ini untuk memperingati Hari Ibu tahun 2017, dalam rangka‎ memberikan edukasi kepada kaum ibu terkait pentingnya gizi seimbang, terutama yang berasal dari bahan pangan lokal.

    Kepala Bappelitbang Katingan, Wim Ngantung mengatakan, ‎pencegahan stunting sejauh ini menjadi salah satu target pemerintah daerah. Kaum ibu menjadi fokus utama dalam sosialisasi. Mereka diharapkan mampu mengolah dan memahami manfaat pemenuhan gizi sebelum mengolah makanan untuk anak-anaknya. 

    “Kegiatan ini merupakan salah satu dari sekian banyak rangkaian untuk mencegah stunting. Sehingga semua pihak diharapkan bersinergi untuk mewujudkan program ini ke depan. Dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat, khususnya kaum ibu,” tegasnya.

    Wim Ngantung berharap, melalui sosialisasi ini, masyarakat terutama ibu-ibu dituntut mampu meningkatkan kebutuhan gizi anak. Hasilnya nanti bakal menjadi bahan rekomendasi kepada pemerintah daerah terhadap pentingnya gizi ibu dan anak.‎

    Sementara itu, Direktur Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Kalteng, Intan mengatakan, pemahaman kaum ibu terhadap pentingnya pemenuhan gizi seimbang kepada anak dinilai masih rendah. Karena, salah satunya akibat yang ditimbulkan yaitu stunting atau pertumbuhan anak yang kurang optimal.

    “Bukan hanya mengganggu pertumbuhan anak secara fisik, namun juga mempengaruhi kecerdasan otak anak. Pasalnya, sumber gizi yang dibutuhkan tersebut banyak dan mudah kita temui di lingkungan sekitar, seperti ‎ beras merah bernama parei rua, beras sarendah, beras tikang butak, dan banyak lagi. Sedangkan sayuran lebih beragam lagi, sedikitnya terdapat 183 jenis yang telah teridentifikasi,” katanya.

    Sehingga yang dibutuhkan itu adalah bagaimana orang tua mengkombinasikan semua itu untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Bahkan 62 persen diantaranya bisa kita dapat dari hutan yang ada di Katingan ini.

    Persoalan yang sering dijumpai, yaitu kekurangtahuan masyarakat terhadap gizi. Pasalnya, banyak orang yang menganggap bahwa sumber karbohidrat cuma dari beras saja. Padahal masih banyak sumber pangan lain yang bisa dikombinasikan. (ar/beritasampit.co.id)