Dinkes Sukamara Petakan Wilayah Imunisasi

    SUKAMARA – Adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI membuat Dinas Kesehatan Sukamara langsung membuat langkah pencegahan.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sukamara, Achmad Yani, mengatakan, bahwa pihaknya telah mendapat interuksi dari Kemenkes RI untuk melakukan pemetaan wilayah yang terdapat kekosongan imunisasi.

    “Difteri ini menyerang anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi atau imunisasinya tidak lengkap, karena itu kita akan melakukan mapping wilayah yang gap imunisasi atau immunity gap,” terang, Minggu (17/12/2017).

    Achmad Yani tidak menamping jika masih ada masyarakat yang tabu dengan imunisasi karena itu pihaknya masih menunggu interuksi dari kemenkes untuk melakukan imunisasi ulang pada kantong-kantong yang diduga terjadi kekosongan imunisasi.

    “Seluruh puskesmas punya data wilayah mana saja yang adan imunity gap,” ucapnya.

    Penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium yang menyerang anak-anak yang tidak mempunyai kekebalan tubuh. Menurutnya, gejala Difteri berupa demam tidak begitu tinggi 38 derajat, muncul pseudomembran atau selaput di tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah. Selain itu, lanjutnya, sakit waktu menelan, disertai pembesaran kelenjaran getah bening di leher, dan pembengkakan jaringan lunak leher atau bullneck, sehingga bisa terjadi sesak napas.

    Ia menambahkan, bahwa Difteri dapat dengan mudah menular pada orang yang tidak mendapatkan vaksin Difteri, cara penularan yang perlu diwaspadai seperti penghirup percikan ludah penderita diudara saat penderita bersin atau batuk. (sya/beritasampit.co.id)