Pelni Sampit Tutup Penjualan Tiket Kapal

    SAMPIT – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menutup penjualan tiket kapal laut untuk tujuan Semarang dan Surabaya karena sudah habis terjual.

    “Ini laporan kepala cabang PT Pelni Sampit kepada kami dan sudah kami laporkan ke Pak Sekretaris Daerah. Untuk kapal laut milik Pelni sampai tanggal 6 Juli 2015 dari Pelabuhan Sampit sudah habis terjual dan sekarang penjualan sudah ditutup,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotim H Fadlian Noor di Sampit, Senin (6/7/2015).

    Fadlian merinci, semua keberangkatan kapal milik Pelni yang tersisa, sudah penuh. Yakni KM Lawit tanggal 9, 12 dan 15 Juli tujuan Semarang, KM Binaiya tanggal 10 Juli tujuan Surabaya, KM Leuser tanggal 14 Juli tujuan Semarang dan KM Bukit Raya tanggal 15 tujuan Surabaya.

    “Untuk perkembangan tiket kapal-kapal PT Dharma Lautan Utama, kami sudah meminta laporan dari mereka dan masih kami tunggu. Untuk info terkini, kita sudah minta tambahan kapal melalui surat Bupati Kotim tanggal 1 Juni 2015. Alhamdulillah sudah disetujui,” ujar Fadlian.

    Hasil pantauan pihaknya, arus mudik melalui Pelabuhan Sampit berjalan lancar. Kedatangan dan keberangkatan kapal harus menyesuaikan kondisi pasang Sungai Mentaya akibat pendangkalan di sejumlah titik.

    Tahun ini, ada 20 keberangkatan kapal yang melayani pemudik dari Sampit menuju Semarang dan Surabaya terhitung mulai H-15. Rinciannya, 11 keberangkatan dilayani enam kapal milik Pelni, sedangkan 9 keberangkatan lainnya dilayani dua kapal milik PT Dharma Lautan Utama.

    Enam kapal yang dioperasikan Pelni, sudah termasuk tiga kapal tambahan untuk membantu arus mudik. Kapal milik Pelni berkapasitas rata-rata sekitar 1.500 penumpang, sedangkan kapal milik PT Dharma Lautan Utama berkapasitas sekitar 600 penumpang.

    Kepala PT Pelni Cabang Sampit, Lamson Ompusunggu sudah menegaskan, pihaknya tetap menaati peraturan pemerintah tentang pembatasan jumlah penumpang. Jumlah penumpang yang hanya sesuai kapasitas maksimal masing-masing kapal.

    “Sekarang penjualan tiket kami sistem online. Begitu sudah terisi penuh, penjualan tiket langsung kami tutup. Pembelian tiket pun harus menunjukkan kartu tanda penduduk yang resmi,” tegas Lamson.

    Pembatasan jumlah penumpang disambut gembira calon penumpang karena mereka tidak perlu lagi berdesakan. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran akan ada penumpang yang tidak terangkut akibat terbatasnya jumlah keberangkatan kapal. (ant/060715/beritasampit.com)