Satgas Penanggulangan Banjir Dibentuk

    SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) penaggulangan bencana banjir yang akan bersiaga di wilayah-wilayah potensi banjir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Sutoyo menyampaikan, saat  Satgas Siaga Darurat Banjir terus melakukan monitoring di lapangan.

    “Tim dibagi tiga. Untuk wilayah utara dua tim, wilayah Kota Sampit dengan kecamatan wilayah selatan satu tim,” katanya, Kamis (21/1).

    Tim satgas penanggulangan bencana banjir itu ada 20 orang yang terdiri dari gabungan sembilan instansi. Yakni BPBD, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Palang Merah Indonesia, Ditpolair, Basarnas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Selain sembilan instansi tersebut, tim siaga penanggulangan banjir juga melibatkan 11 kecamatan di Kotim yang dinilai rawan banjir.

    Diungkapkan Toyo, 11 kecamatan yang rawan terendam banjir itu adalah, Bukit Santuai, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Cempaga Hulu, Tualan Hulu, dan Kota Besi.Wilayah dalam kota yakni Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang. Sedangkan untuk wilayah bagian Selatan yakni Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan Mentaya Hilir Selatan.

    “Tugas  dari tim satgas siaga darurat banjir ini, memberikan imbauan kepada masyarakat tentang bahaya banjir dan apa yang harus dilakukan bila terjadi banjir. Selain itu pengurangan resiko banjir (PRB-), mitigasi dan mendata apa saja penyebab terjadinya banjir,” jelas Sutoyo.

    Pemerintah Kotim akan fokus dalam pencegahan dan penanggulangan bencana di daerah itu baik bencana banjir maupun kebakaran hutan dan lahan. Khusus bencana banjir, pemkab melalui BPBD Kotim menetapkan status siaga darurat banjir mulai dari 15 Desember 2015 lalu hingga 28 Januari 2016. “Setelah itu akan diadakan rapat evaluasi lagi, apa perlu di perpanjang status darurat siaga banjir ini atau nanti justru ditingkatkanergantung informasi perkiraan cuaca dari BMKG,” katanya.

    Memasuki puncak musim hujan ini, satgas banjir akan terus melakukan patroli dan menunggu informasi dari pemerintah kecamatan dan desa terkait adanya bencana di wilayah masing-masing sehingga langsung ditindaklanjuti. (Saf/Beritasampit/210116)