Benarkah Banjir ARUTA Disebabkan Land Clearing?

    PANGKALAN BUN-Apabila cuaca mendung, ribuan  warga di 8 Desa Kecamatan Arut Utara (Aruta) Kabupaten Kobar, khususnya warga Kelurahan Pangkut, ketar-ketir. Sebab kalau hujan turun dengan deras, seperti sepekan ini turun hujan maka air Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut akan meluap membanjiri rumah-rumah warga.

    Meluapnya DAS Arut, memang betul disebabkan adanya hujan.Tapi juga sebagai penyebab lainnnya cenderung akibat adanya bekas aktivitas pembersih lahan (land clearing) di kebun Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT. Korintiga Hutana,perusahaan besar milik Korea. Hal tersebut dikatakan Camat Aruta, Marwoto, kepada sejumlah wartawan, Jumat (8/4).

    “Banjir Januari kemarin,  ketinggian air 1-4 meter  cukup mengejutkan warga desa, karena sebanyak 8 desa wilayahnya dekat dengan kawasan hulu Sungai Arut yang merupakan dataran tinggi,” ungkap Marwoto.

    Ditegaskan Marwoto, akibat adanya land clearing, hutan tidak bisa lagi menahan dan menyerap air hujan. Maka air hujan pun dengan derasnya,dari beberapa bukit gundul yang telah di land clearing mengalir kebawah,membentuk alran sungai kecil dan masuk ke Sungai Arut. ”Akhirnya sungai Arut,meluap membanjiri pemukiman warga desa,” tegas Marwoto.

    “Januari lalu,akibat banjir,sejumlah akses jalan desa menuju arah Pangkut Kota Kecamatan Aruta putus total, sekitar 132 rumah di tiga RT Kelurahan Pangkut, 32 rumah di Desa Riam, dan 170 rumah di Desa Panahan,terendam banjir. Sekarang banjir lagi,apa yang harus kami lakukan,” ucap Marwoto.

    Warga masyarakat Kelurahan Pangkut, mengatakan kepada sejumlah wartawan, sangat menyesalkan dengan adanya musibah banjir, belum pernah ada penjabat aparat sipil negara, misal Plt.Gubernur Kalteng yang datang ke Aruta menengok 8 desa yang kebanjirran.

    “Pak Bupati Bambang Purwanto, pada banjir pertama Januari lalu,dan kemarin Jumat sore datang ke Pangkut berdialog dengan warga desa.Tapi yang namanya Plt.Gubernur Kalteng,baru tahu namanya,orangnya seperti apa warga desa di Aruta belum tahu,”imbuh sejumlah warga Kelurahan Pangkut.(man/beritasampit.com)