Ingin Majukan Pertanian, Infrastrukturnya Harus Diperhatikan

    Anggota Komisi II DPRD Kotim, Roy Lumban Gaol

    SAMPIT-Kebijakan Pemkab Kotawaringin Timur dengan menunjuk wilayah selatan sebagai lumbung padi, dengan menargetkan tahun 2017 bisa mencapai swasembada, dinilai belum berjalan dengan maksimal. Hal ini dikarenakan sarana infrastruktur jalan yang merupakan penunjang utama dalam sektor pertanian belum terpenuhi dengan baik.

    Meskipun kebutuhan akan peralatan pertanian telah dipenuhi, namun tanpa didukung dengan infrstruktur jalan, upaya tersebut pastinya tetap akan menjadi penghambat, dimana para petani masih merasa kesulitan untuk membawa hasil produksi mereka.

    “Kegiatan pertanian masyarakat di wilayah Selatan masih membutuhkan bantuan, karena pekerjaan mereka masih tidak berjalan dengan maksimal, walaupun kebutuhan peralatan sudah dipenuhi, Namun untuk ketersediaan pupuk, obat-obatan juga butuh diperhatikan, khususnya infrastruktur jalan yang merupakan penunjang utama dalam membantu kemajuan pertanian” Jelas Roy Lumban Gaol, Anggota Komisi II DPRD Kotim, Senin (18/4).

    Menurutnya, Selama ini para petani masih mengeluhkan infrastruktur jalan yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah, sebab, ketika masa panen, para petani tidak bisa langsung membawa hasil panennya, lantaran kondisi jalan yang kurang mendukung.

    “Untuk membawa hasil panen mereka, petani membutuhkan waktu beberapa hari membawa padinya, jika hasil panen tersebut sempat tertahan beberapa hari, tentunya akan merusak kualitas padi” Katanya.

    Ia juga menjelaskan, jika memasuki musim kemarau masyarakat maupun petani masih bisa melewati jalan yang ada, namun ketika masuk musim penghujan seperti saat ini, masyarakat hampir tidak bisa melewatinya, seperti pada Desa Sungai Iijum Raya, Parebok dan Samuda Kecil, yang merupakan wilayah penghasil padi.

    Permasalahan lainnya yang juga menjadi sorotan Politikus dari PAN tersebut, kesulitan para petani dalam menjual hasil produksi mereka, selama ini para petani menjual hasil produksi mereka pada para tengkulak yang sebagian besar para pembeli tersebut berasal dari luar daerah.

    Dalam permasalahan ini, dirinya meminta pemerintah bisa membantu para petani dalam menjual hasil produksi mereka dengan membangun koperasi maupun program pendukung lainnya, sehingga hasil produksi para petani tersebut memiliki tempat penampungan dan bisa dijual dengan harga yang sesuai dengan jerih payah mereka.

    “Di daerah selatan merupakan lumbung padi, bahkan tahun lalu diwilayah tersebut sempat panen berlimpah. Saya berharap kedepannya pemerintah bisa memberikan kemudahan bagi para petani untuk menjual hasil produksi mereka, seperti membangun koperasi maupun pendukung lainnya sebagai wadah menampung hasil panen. Karena Selama ini hasil panen mereka dibeli oleh orang luar dan tengkulak dengan harga yang jauh lebih murah,” tandasnya. (bro/beritasampit.com)