Buaya Sungai Lemiring “Turun Gunung” Karena Habitatnya Rusak?

    Ilustrasi

    SAMPIT-Mulai seringnya buaya Sungai Lemiring Desa Ganefo Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotim  yang menampakkan diri dan bahkah menyerang warga, diduga karena habitanya sudah rusak. Sejumlah warga menuturkan, buaya-buaya di Sungai Lemiring mulai sering terlihat setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan cukup besar tahun lalu.

    “Sebelum terjadi kebakaran hutan dan lahan tahun lalu sangat jarang terlihat buaya yang turun ke sungai apalagi sampai menyerang warga. Namun ketika kebakaran hutan dan lahan di daerah Kecamatan Seranau, buaya-buaya ini mulai sering terlihat dan bahkan meneyerang warga,” terang Aai, warga Desa Pelangsian yang sering berladang di daerah Sungai Lemiring, Selasa (3/5).

    Disampaikannya, akibat kebakaran hutan dan lahan tahun lalu, banyak hutan dan rawa yang terbakar. Diperkirakan habitat buaya-buaya tersebut juga sudah rusak akibat kebakaran hutan dan lahan, sehingga mencari tempat baru, termasuk mendekati kawasan pemukiman warga. “Binatang yang biasa menjadi mangsanya kemungkinan juga sangat berkurang sehingga menyerang manusia,” tambahnya.

    Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan tahun lalu, sejumlah warga juga sempat menemukan puluhan butir telur buaya yang berada di daerah yang terkena kebakaran hutan dan lahan. Seorang warga yang sedang membawa rotan di Sungai Lemiring juga sempat diserang buaya ini. Beruntung saat itu warga tersebut selamat, meski tangan terluka parah.

    Warga setempat berharap ada upaya dari instansi terkait untuk membantu warga mengatasi teror buaya ini. Sebab, belakangan ini buaya-buaya tersebut samkin sering muncul di sekitar kawasan pemukiman warga. (saf/beritasampit.com)