Jelang Ramadhan, TPID Kalteng Antisipasi Inflasi Tinggi

    PALANGKA RAYA – Menjelang bulan Suci Ramadhan atau puasa yang jatuh pada bulan Juni tahun 2016,  menjadi perhatian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah.

    Prediksi TPID Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa sejumlah komoditi terindikasi menyumbang inflasi. Komoditi paling dikhawatirkan adalah bawang merah. Pasalnya berdasarkan patokan di Sampit dan Palangka Raya pada bulan April, inflasi bawang merah meningkat yaitu 0,26 persen dsn 0,18 persen.

    “Sekarang kita selama 4 bulan berturut-turut mengalami deflasi dan penyumbang deflasi juga dari bahan makanan seperti daging ayam ras serta transportasi-komunikasi-jasa keuangan salah satunya bensin. Namun bawang merah menjadi penyebab inflasi tertinggi  adalah bawang merah. ini dapat dilihat di Palangka raya dan sampit,” ungkap Setian, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bidang Ekonomi Moneter saat memimpin pers rilis Tim Pengendali Inflasi (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah per tiga bulan di ruangan TPID, Selasa (3/5).

    Sementara, Kepala seksi Holtikultura Dinas pertanian dan peternakan (Distanak) Kalteng Dewi Erowati, menegaskan inflasi bawah merah terjadi karena dana APBN untuk petani belum juga terealisasi.

    Lanjutnya lagi, hal yang mempengaruhi inflasi bawah merah karena ada revisi pengembangan lahan budidaya bawah merah yang awal nya 81 hektar menjadi 96 hektar dengan rincian 61 hektar dari dan APBN dan 35 hektar dari APBD.

    Katanya, bila tidak ada revisi maka predikai bahwa bulan Juni dan menjelang lebaran kalteng, maka bawah merah akan panen besar. “Namun karena ada revisi ini tidak bisa dilaksanakan. Sekarang juga masih proses lelang karena dana APBNnya lebih besar dari Rp200 juta,”katanya.

    faktor lainnya, banyak petani yang beralih masa tanamnya, dengan memanfaatkan lahan untuk menaman bawah merah menjadi menanam sayuran berumur pendek. (nata/beritasampit.com)