PRIHATIN……. Jelang Lebaran Harga Gabah Anjlok, Petani Mengeluh

    SAMPIT-Sekitar pertengahan bulan Ramadhan 1437 Hijriyah saat pasca panen serentak para petani padi wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah,mengeluhkan harga gabahnya di tingkat pembeli untuk SiamEpang Gabah Kering Giling (GKG) harganya hanya Rp4.000 – Rp 3.800 per kilogram.

    Para petani tak berkutik dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menjual harga gabahnya untuk memenuhi kebutuhan pokok menjelang hari Raya Idulfitri sepekan lagi.

    Abas petani desa Kuin Permai, Kecamatan Teluk Sampit mengungkapkan, kepada beritasampit.com mengenai harga gabah yang hingga sekarang kian menurun. Sebulan yang lalu harga Rp 5.000, pertengahan bulan turun Rp4.300 – Rp 4.200 per kilogram, jelang sepekan hari raya ini harganya tambah menurun lagi yakni Rp4 ribu hingga Rp 3.800.

    Itulah harga terakhir sekarang yang dipatok para pengumpul atau pembeli pabrikan maupun para tengkulak. Para pembeli melenggangkan harga pembelian gabah yang bagus dan penjemurannya hingga 3 – 5 hari kekeringannya dengan bervariasi. “Harga gabah yang bagus sekarang Rp 4.000 kalau yang kurang bagus jemur sehari Rp 3.800,” ujarnya Rabu (29/6).

    Kepala Desa Kuin Permai Norkolis mengatakan, pada musim tanam pada bulan Januari – Februari harga Gabah Kering Giling (GKG) Siam Epang mencapai Rp7.000 per kilogram. Dia mengakui saat itu juga gabah terbatas dan hargapun tinggi. Jelang musim panen sambungnya, harga gabah pun turut turun drastis hingga Rp 4 ribu perkilonya, apalagi semua petani panen bersamaan dan bisa pembeli  harga sedikit tinggi tapi mereka berhutang sampai sebulan. “Sama ai kita yang memodalinya,” keluhnya.  Menurut Norkolis, setidaknya harga gabah yang standart itu yang membantu petani bisa lega berkisar antaraRp5.500 – Rp6.000, ujarnya.

    Memang katanya, tak bisa dipungkiri setiap musim panen berlimpah harga gabahpun pasti turun itulah hukum pasar. Tapi dalam pengendaliannya harga, sambung Norkolis, petanipun tak lepas mengharapkan pemerintah daerah maupun bulog agar harga jual gabah jangan seanjlok ini. “ Kami mengharapkan kepada Pemerintah Daerah ikut andil dalam menyetabilkan harga gabahini,” pintanya.

    Hal itupun juga disampaikan Camat Mentaya Hilir Selatan (MHS) Jumberi SIP kepada Kepala Pemerintahan Kotawaringin Timur(Kotim) terkait pasca panen serentak  tahun ini, bahwa harga jual gabah para petani di pasaran di wilayahnya murah.

    Waktu itu, Bapak  Bupati H Supian Hadi beserta Wakilnya HM Taufiq Mukri Safari Ramadan ke wilayah selatan yang dipusatkan di Masjid Nurul Hikmah Desa Jaya Karet, Senin(27/6) lalu. Dikatakan camat waktu itu, para petani yang bertanam padi di musim Oktober –Maret (Okmar) 2016 telah berhasil dan sekarang panen serentak namun pemasarannya sulit hingga harganyapun murah dibawah standart.

    Laporan camat  sekarang ini harga gabah di pasaran yang dibeli pabrikan maupun para tengkulak terus menurun berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 3.800 per kilogram GKG. Sedang petani berharap ingin harga gabahnya tetap bagus karena petani juga meminjam uang bank dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Pemerintah Daerah langsung memerintahkan Dinas Pertanian, Peternakan, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan(DP3KP) Kotim, mengenai harga gabah yang harga kian menurun tersebut. Pada Selasa (28/6) pihak dinas langsung membentuk tim dengan melakukan survei ke lapangan serta mengecek harga dan menyeimbangkannya agar harga pasaran saat ini tidak selalu turun drastis pada para kelompok petani di wilayah tersebut. “ Kemarinkami turun lapangan bersama tim dari Dinas Pertanian kabupaten cek harga di petani supaya harga bertahan dan kami menaikan harga diatas empat ribuan keatas,” ujar RA Basuki, Kepala BPP Samuda, Rabu (29/6).

    Dalam pengendalian harga itu, pihak pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian melakukan pembelian gabah petani dengan mempungsikan penampungan gabah di Desa Sei Ijum Raya dan Desa Samuda Besar.

    “Mereka sudah menyepakati siap menampung dan membeli gabah para kelompok tani dengan harga diatas harga pasaran. Diantaranya yang siap membeli Ketua Gapoktan Sumber Makmur desa Sei Ijum Raya membantu menggunakan uang PUAP(Program Usaha Agribisnis Pedesaan) dan Kelompok Tani Sepakat di Desa Samuda Besar  yang mengelola pabrik penggilingan padi bantuan provinsi, yang juga dibantu modal sebanyak  Rp30 juta,” tandas Basuki. (mar/beritasampit.com)