Imanuel Nuhan Napak Tilas ke Kobar : Sebelum Mati, Saya Harus Sampai ke Desa Sambi

    PANGKALAN BUN – Sejarah nasional bahkan nunia, telah menggoreskan  bahwa sedikitnya ada 13 pejuang Indonesia yang gagah berani melakukan penerjunan pertama di Kalimantan, pada 17 Oktober 1947 dengan pesawat C-47 Dakota RI-002 dan mereka mendarat di Desa Sambi Kecamatan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

    Adalah Imanuel Nuhan (93), salah satu dari 13 penerjun yang menjadi saksi sampai sekarang masih hidup, pada Selasa (23/8) pagi sekitar Pukul 09.30 WIB tiba di Bandara Iskandar Pangkalan Bun Kabupaten Kobar, dengan pesawat Boeing milik TNI. Pelaku sejarah itupun disambut oleh Bupati dan Unsur Pimpinan Daerahserta Dan Lanud Iskandar.

    Imanuel Nuhan, dengan nada terbata bata dan suara samar-samar selalu mengucapkan “Aku Tetap Cinta Republik Indonesia”.Kalimat itu selalu terucap dari mulutnya. Biarpun diusia 93 tahun memorinya masih kuat mengenang dirinya saat melakukan perjuangan.

    “Sebelum saya mati,  saya harus sampai ke Desa Sambi, saya bangga dan terharu bisa sampai disini,” ungkap Imanuel Nuhan,kelahiran Tewah Gunung Mas dengan bahasa yang diterjemahkan putranya Hernison Inuhan, saat akan napak tilas ke Desa Sambi.

    Menurut Hernison keinginan sang ayah untuk bisa menginjakkan kaki di Desa Sambi. “Pada tahun 2012 pernah mau kesana tapi kami bingung karena tidak ada yang menunjukan arah ke desa tersebut, akhirnya keinginan ayah  sekarang terwujud sebab ayah belum pernah ke Desa Sambi lagi setelah penerjunan yang pertama ditahun 1947,” ujarnya kepada sejumlah wartawan.

    Imanuel saat ini menjadi satu-satunya dari 13 orang penerjun yang masih hidup. Sementara rekannya yang lain, yaitu Hari Hadi Sumantri, FM Soejoto, Iskandar, Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Williem, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi telah meninggal.

    Ke-13 prajurit, yang belum pernah latihan terjun baru teorinya saja,17 Oktober 1947 dengan pesawat C-47 Dakota RI-002,dengan pilotnya  Bob Freeberg  berkebangsaan Amerika, dan kopilot  Opsir Udara III Suhodo, Serg Jump Master Opsir Muda Udara III Amir Hamzah, diterjunkan di Bumi Kalimantan.

    Operasi lintas udara penerjunan pertama anak-anak bangsa, yang dilepas  di atas hutan rimba Kalimantan yang gelap itu,merupakan peristiwa heroik, sehingga oleh TNI AU dijadikan lahirnya Satuan Tempur Darat Matra Udara yang dimiliki TNI AU saat ini.

    “Dulu bapak sekolah di sekolah rakyat, lalu ada kawan bapak yang bawa beliau sekolah pelayaran di Jawa. Bapak kemudian berangkat dari Desa Tewah ke Pulau Jawa. Setelah lulus, ia kemudian menjadi tentara Jepang,” kata Hernison.

    Ditambahkan Hernison, kegiatan ayahnya lebih banyak menulis tentang perjuangan saat melawan penjajah, dan banyak buku yang ayah tulis. “Ayah selalu berkeinginan perjuangannya diteruskan.Tapi kata Ayah jika dulu melawan penjajah, sekarang berjuang untuk kesejaheraan masyarakat terutama masyarakat Kalimantan Tengah,” beber Herison. (man/beritasampit.com)