Prof DR Birute Mary Galdikas : Masyarakat Perlu Tahu Proses Pelepasliaran Orangutan, Karena?

    PANGKALAN BUN – Prof DR Birute Mary Galdikas, Presiden Orangutan Foundatioan (OFI), yang telah lama (45 tahun)melestarikan kehidupan orangutan yang nyaris punah di duniamengatakan, masyarakat perlu mengetahui tentang proses melepasliarkan orangutan ke habitatnya.

    Karena sampai sekarang masih banyak masyarakat yang tidak memahami proses yang dilakukan untuk melepasliarkanorangutan, ungkap Birute, saat dibincangi beritasampit.com belum lama ini di kediamannya di Desa Pasir Panjang Pangkalan Bun.

    “Proses pelepasliaran (reintroduksi) orangutan kembali ke alam liar (habitatnya), memerlukan waktu dan perencanaan yang matang dan kami tidak dapat melakukannya sendiri. Tentunya,sangat diperlukan kerjasama kemitraan dan pendukung yang benar-benar berkomitmen untuk bisa membantu pelestarian orangutan baik jangka pendek maupun jangka panjang,” ungkap Birute.

    Menurut Birute, sebelum orangutan dilepasliarkan ke habitatnya,harus melalui proses tahapapan penting lainnya, yang perlu diketahui oleh masyarakat. Yaitu pada tahap pertama persiapan orangutan harus sehat,dewasa dan bisa mengenal habitatnya. Maka orangutan,sebelumnya dikarantina dulu di Klinik Orangutan Care Center & Quarantine (OCCQ) Desa Pasir Panjang, untuk dirawat/dijaga kesehatannya dan dididik untuk mengenal lingkungan habitatnya.

    “Kalau orangutan itu sudah oke, memenuhi syarat untuk dilepasliarkan maka dilepaslah ke hutan habitatnya.Kami sangat berterimakasih kepada pelaku usaha untuk secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan mengembangkan kebijakan yang tegas dalam melindungi Orangutan di lingkungan perusahaannya,” imbuh Birute.

    Diakui Birute, pihaknya (OFI) dan Yayasan Orangutan International Kalimantan (YOIK), kerjasama dengan Golden Agri-Resources (GAR)/PT SMART Tbk, 28 Juli 2016 telah melepasliarkan dua individu Orangutan bernama Poco dan Rich, kembali ke alam liar hutan Taman Nasional Tanjung Putting Kabupaten Seruyan Kalteng.

    Sebelumnya Poco diserahkan oleh masyarakat ke Orangutan Care Center & Quarantine (OCCQ) yang dikelola OFI pada Januari 2004 lalu ketika masih berumur lebih kurang dua tahun dengan berat enam kilogram. Sejak itu Orangutan betina ini mendapatkan perawatan di fasilitas Pusat Perawatan dan Karantina OCCQ di Desa Pasir Panjang.

    “Dan orangutan bernama Rich diselamatkan masyarakat dari desa Nanga Matu, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamanda,kemudian diserahkan ke OCCQ untuk direhabilitasi pada bulan Februari 2004 saat berumur 10 bulan dengan berat badan 2,66 kilogram,” katanya.

    Pihaknya berharap, banyaknya dukungan dari masyarakat,perusahaan dan pemerintah, penurunan populasi orangutan dapat dikurangi dan bahkan sebaliknya populasi orangutan diharapkan dapat terus bertambah. “Sehingga hidup lestari dihabitatnya,”ungkap Prof. Dr. Birute Galdikas, yang telah 45 tahun,dari tahun 1971 sampai sekarang 2016 masih gigih/semangat menyelamatkan kehidupan orangutan yang hampir punah di dunia.(man/beritasampit.com)