DAD Kalteng Protes Keras Ke Tempo Online, Foto Gubernur Dipasang Pada Berita Bupati Katingan Selingkuh

    PALANGKARAYA – Kasus perjinahan Bupati Katingan Ahmad Yantenglie telah menjadi viral pada media online dalam sepekan ini. Bahkan telah kebablasan hingga mendapatkan protes karena kesalahan yang semestinya harus dikoreksi oleh media tersebut.

    Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H.Agustiar Sabran melayangkan protes keras kepada Tempo Online edisi sabtu tgl 7 januari 2017 pukul 07.39 Wib dengan judul “Bupati Katingan Diduga Selingkuh, Polisi Punya Bukti Sperma”.

    Protes DAD tersebut menyusul dalam berita memasang foto Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran. “Ini sudah pelecehan dan merugikan Dayak karena Pak Gubernur termasuk orang Dayak, ” kata Drs Yansen Binti MBA, Sekretaris Umum, Minggu (8/1).

    Saking seriusnya masalah ini, dalam rapat pengurus harian kemarin di kantor DAD, masalah ini dibahas bersama masalah yg lain menyangkut hajat hidup orang dayak.

    Sementara itu, Rahmadi G Lentam SH MH Wakil Ketua Bidang Advokasi Hukum meminta media tersebut untuk segera meralat dan meminta maaf dalam edisi berikutnya. Kemudian menyangkut hukum adat lainnya akan segera diputuskan.

    “Kalau dalam adat Dayak bisa saja itu kena hukum jipen,” kata Rahmadi.

    Dalam berita itu sebenarnya sudah diperbaiki dan pada edisi besoknya media bersangkutan sudah mengganti foto Gubernur dengan foto Bupati yangg diduga melakukan perselingkuhan tersebut.

    Tetapi dalam pergantian foto itu tidak ada ralat dan pernyataan maaf seperti yang diatur dalam UU Pers.

    Menurut dia, kesalahan ini murni kesalahan redaksi bukan karena wawancara dengan nara sumber. Sehingga tidak perlu ada sanggahan.

    Dalam rapat pengurus kemarin juga dibahas soal deadlocknya musda di Barsel serta masalah DAD Kotim. Ada beberapa keputusan yg cukup sekrit yg dibahas dalam rapat pengurus kemarin termasuk.

    Menurut Agustiar, dia tidak menutup mata soal pemanfaatan lembaga DAD yg digunakan untuk kepentingan pribadi dengan menjual nama DAD atau Batamad.

    “Pokoknya semua harus kita bersihkan dengan tujuan untuk membersihkan nama masyarakat Dayak. Tidak ada lagi yg mengatasnamakan lembaga untuk kepentingan pribadi,” kata Agustiar.

    Hadir dalam rapat pengurus harian kemarin; ketua umum H Agustiar Sabran, ketua internal DR Andrie Elia Embang, Sekretaris Umum Drs Yansen Binti, wakil ketua Drs Walter Penyang, Dr Manbang Tubil, HM.Wahyudie F.Dirun, Parada LKDR, M.Rizal, Rusini Anggen, Dra Nafsiah Baddak, Rahmadi Lentam, kemudian wakil sekretaris Katma F.Dirun, Thoeseng TT Asang, Satriadi, Isrodianson, Herry Fernando. (bro/beritasampit.co.id)