Tengkulak Gerogoti Penghasilan Nelayan Kobar, Kok Bisa??

    PANGKALAN BUN –  Sejumlah tengkulak di Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, sejak dulu sampai sekarang masih menghantui para nelayan. Keberadaan tengkulak sendiri bagi masyarakat nelayan memang sangat membantu, tapi secara perlahan keberadaannya perlahan- lahan mulai menggerogoti penghasilan nelayan.

    Salah satunya seperti yang dialami masyarakat nelayan pesisir Kumai yang sampai saat ini kehidupan maupun penghasilan mereka hanya pas-pasan saja, padahal hasil tangkapan ikan cukup lumayan, namun belum bisa menjamin kesejahteraan para nelayan tersebut.

    Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kobar, Rudolf Dita mengakui para tengkulak masih menghantui nelayan. Apa lagi dari jumlah nelayan yang memiliki perahu, hanya 10 persen yang mengerti tentang manfaat keberadaaan perbankkan.

     ” Jumlah kapal milik nelayan yang ada dikobar ada sebanyak 1.900 unit dengan ukuran 0 sampai dengan 40 GT, dari jumlah tersebut kurang dari 10 persen mengerti manfaat menabung di bank, padahal prinsipnya nelayan yang sejahtera adalah nelayan yang menabung,” ungkap Rudolf Rabu(11/1/2017).

    Ketergantungan masyarakat nelayan yang sebagian besar lebih senang berurusan dengan tengkulak, karena pelayanan yang lebih cepat dan tidak bertele-tele, membuat para nelayan tidak segan untuk berbisnis untuk meminjam uang untuk dana operasional mereka, padahal tanpa disadari mereka tetap merugi, karena hasil tangkapan mereka nantinya akan di jual lebih murah kepada tengkulak tersebut.

     “Kami tidak akan berhenti melakukan pembinaan, bahkan kedepannya bagi nelayan yang tempat tinggalnya belum bersertifikat akan kami bantu mengurusnya. Kita ingin memberikan yang terbaik pada para nelayan daerah ini agar mereka tidak lagi merasa tergantung dengan melakukan pinjaman pada para tengkulak, kita juga akan memberikan pemahaman pada mereka agar lebih giat untuk menabung, agar kesejahteraan mereka lebih terjamin,” tutupnya.(man/beritasampit.co.id).