Mau Tahu Nikmatnya Rambutan Garuda, Berkunjung Aja ke Samuda…

    SAMPIT – Musim buah rambutan telah tiba, tentunya pasti banyak berbagai jenis buah yang dijual di pinggir jalan. Biasanya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ada salah satu jenis rambutan yang menjadi primadona, yakni Rambutan Garuda.Sesuai dengan namanya, selain bentuknya lebih besar, isi buah tersebut juga tebal. Meski rasa buah itu tidak terlalu manis, namun begitu dibuka daging buahnya mudah terlepas dari bijinya. 

    Biasanya setiap bulan januari menjadi musim rambutan garuda ini, dan diantara beberapa Desa dan Kelurahan yang ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), paling banyak kebun buah rambutan berada di desa Basirih Hulu.

    Untuk bisa mendapatkan rambutan yang masih segar baru dipetik dari pohonnya, biasanya bisa di temukan di pinggiran jalan HM. Arsyad, dan desa Basirih Hulu wilayahnya juga tidak jauh dari Samuda sebagai ibu kota Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

    Karena lokasinya yang strategis, yakni jalan lintas Kotim menuju Kabupaten Seruyan, apalagi jalur itu menjadi jalan satu-satunya menuju kawasan wisata pantai Ujung Pandaran. Biasanya setiap hari libur banyak dari warga luar daerah yang datang untuk mampir beristirahat serta berbelanja buah pada para pedagang yang berjualan pondok – pondok pinggiran jalan provinsi tersebut.

    ” Selain isinya yang tebal, rasa manisnya juga sedang, jadi kita memakan buah ini tidak merasa enek, pokoknya memuaskan,” ungkap Udin, salah seorang pembeli, kamis (19/1/2017).

    Sementara, Ahim seorang pedagang buah rambutan garuda menuturkan, banyak pilihan jenis rambutan yang dijual. Namun yang biasanya dicari para pembeli rambutan garuda. 

    “Meski harganya sedikit mahal, tapi rambutan garuda biasanya pasti habis duluan di borong pembeli yang datang. Kalau harga buah rambutan Garuda Rp 10 ribu per kilo, dan kalau jenis koyakan Rp 5 ribu sampai Rp 7.500 per kilo,” ujar Ahim

    Sementara itu, Kepala desa Basirih Hulu, Kutiannor mengatakan Ada sekitar dua puluhan ribu pohon rambutan yang tumbuh di perkebunan warganya. Setiap memasuki musimnya, tentunya akan memberikan keuntungan untuk menambah perekonomian warganya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

    “Kalau sudah musimnya, setiap hari rambutan bisa di panen sampai 4 ton, dan rata-rata banyak pedagang yang beli juga kesini dengan menggunakan angkutan mobil pikap setiap harinya. Ada yang dibawa ke Seruyan, bahkan ke Pontianak (Kalimantan Barat),” pungkasnya. (mar/beritasampit.co.id)