Penanganan Karhutla Sangat Dramatis, Kok Bisa?

    ​PANGKALAN BUN – Masalah penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) terbilang sangat dramatis, karena selain jabatan pemangku daerah jaminannya, namun juga dihadapkan dengan nasib para petani yang melakukan pembakaran untuk bercocok tanam. Sementara kesepakatan bersama, bahwa Kobar harus bebas dari Karhutla.

    ” Kita sangat prihatin dengan masyarakat petani ,mereka demi membantu terwujudnya Kobar bebas Asap, masyarakat membiarkan ratusan hektar lahannya terbengkalai, nah sekarang apa kita mau membiarkan masyarakat petani tidak menanam lagi, sementara Presiden menegaskan Zero Karhutla,”  ungkap Ketua DPRD Kotawaringin Barat (Kobar) Triyanto, selasa (14/2/2017).

    Meski ada wacana Pemkab Kobar akan memberikan kompensasi kepada masyarakat melalui KTNA, tetapi yang diperlukan masyarakat solusi membuka lahan tanpa membakar.

    ”Saya meminta Dinas terkait memikirkan nasib masyarakat yang di tahun 2016 banyak yang tidak berani menanam padi, karena masyarakat tidak ada cara lain membuka lahan selain dengan cara membakar,” imbuh Triyanto.

    Ia pub mengharapkan semua stakeholder harus saling mendukung dalam mewujudkan Kabupaten Kobar Zero musibah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Sebab berdasarkan evaluasidi tahun 2016 atas kerjasama seluruh pihak, Karhutla tidak separah di tahun sebelumnya.

    ” Namun tentunya juga masyarakat petani harus kita pikirkan, bagaimana caranya bisa memanfaatkan lahannya untuk bertani tapi tidak dengan cara menbakar lahan. Karena ditahun 2016 saja ratusan hektare milik masyarakat terbengkalai tidak ada aktivitas menanam. Kalau ditahun ini tidak ada aktivitas menanam lagi bagaimana nasib petani kita,” pungkas Triyanto.(man/beritasampit.co.id)