Poktan Desa Parebok Inginkan Mesin Tanam Padi

    SAMPIT – Sebanyak 21 Kelompok Tani (Poktan) Desa Parebok Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng menginginkan mesin tanam padi. Untuk luasan tanam desa Parebok tahun lalu mencapai 1.300 hektare.

    Sekarang tanam padi Oktober – Maret (Okmar) 2016 -2017 luasan tanam desa Parebok bertambah 1.600 hektare.
    Sayangnya, desa yang memiliki wilayah luasan tanam padi terbesar kedua setelah Desa Lampuyang itu tidak memiliki mesin tanam padi.

    Hal itu diungkapkan Ketua Kelompok Tani (Poktan) Doa Ibu ll, Dilam, kepada beritasampit Minggu(26/2/2017). Dirinya mengatakan, Poktan mereka melaksanakan tanam bibit unggul lokal Siam Epang sejak Desember 2016 lalu. Hingga Febuari 2017, tanam padi semua poktan sudah selesai.

    “Tahun lalu kita tanam manual mengunakan penugal terbilang lambat. Sekarang kita memakai pola tabur, peraktis, lebih cepat dan tidak terlalu banyak tambahan biaya, walaupun hasilnya tak sebanyak tanam penugal,” ujarnya.

    Semua Poktan di Desa Parebok juga mengiginkan mesin tanam. Apalagi desa ini memiliki luasan lahan persawahan yang selalu mendukung lumbung padi khususnya Kotim dan Kalteng pada umumnya.

    “Harapan kami kepada pemerintah terkait agar memperhatikan keinginan para kelompok tani adanya mesin tanam untuk menunjang hasil panen lebih maksimal lagi,” harap Dilam.

    Lanjut Dilam, menyayangkan dengan Petugas Penyuluh Lapangan(PPL) dari mengolah lahan, sampai tanam hingga padi berumur 2 bulan tak pernah ada petugas PPL yang menjenguk atau ngecek kelapangan, padahal ada penyakit yang menyerang beberapa waktu lalu, seperti wereng dan tikus tapi masih bisa kita atasi.

    “Kami mengharapkan agar PPL bisa mengecek kelapangan setidaknya memberikan arahan-arahan biar kami memahami,” ujarnya.

    Sementara, Kepala Desa Parebok Agus Salim, ketika dikonfirmasi dikediamannya mengatakan, luasan lahan tanam padi Okmar 2016 – 2017 bertambah menjadi 1.600 hektare. Kalau tahun lalu hanya 1.300 hektare.

    Bertambahnya luasan tanam katanya, beda dengan pola tanam petani tahun lalu, yang tanamnya manual dengan cara manugal. Sekarang mereka poktan merubah memilih pola tanam padi lokal Siam Epang dengan cara tabur. Menurut mereka, (Petani) lebih peraktis, mudah dan hemat ongkos.

    “Rata-rata poktan memilih pola tanam cepat hanya pakai tabur. Meskipun hasil panen berkurang, tapi cara itu lebih praktis tak mengeluarkan biaya tinggi,” kata Kades. Para kelompok tani katanya, sangat mengiginkan mengikuti pola tanam yang dianjurkan pemerintah supaya mencapai hasil panen yang lebih maksimal.

    “Untuk pola tanam jejerlegowo dengan lahan sawah yang luas tentunya petani kita harus memiliki mesin tanam. Sekarang aja kita tidak punya, bagaimana hasil panennya lebih maksimal,” tandas Agus Salim. Dikatakannya, keluhan masyarakat kelompok tani (poktan) kepada PPL setidaknya datanglah melihat tanaman padi yang sudah dua bulan berjalan.

    Mereka petani sangat menunggu kehadiran mantri tani agar bisa mengecek kegiatan petani dilapangan. Petani kata kades sering konsultasi kedesa karena petugas yang tak pernah berkunjung. ” Harapan kami lihatlah tanaman padi yang petani tanam mereka perlu arahan dan bimbingan agar supaya tanaman padinya terkontrol tumbuh subur dan berhasil,” pinta kades.

    Ditambahkanya, jumlah Poktan yang aktif di Desa Parebok sebanyak 21 kelompok tani, yakni, Doa Ibu 1 – 7 poktan, Mekar Sari 1 – 6 poktan, Mekar Jaya 1 – 5, Sumber Rejeki 1 – 2, dan Usaha Bersama. Dengan jumlah semua anggota poktan sebanyak 525 anggota tani. (mar/beritasampit.co.id)