RSUD Doris Sylvanus Kembali Tuai ‘WARNING’ Dari Sahabat Pasien

    PALANGKA RAYA–Setelah tiga lembaga yakni Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Kalimantan Tengah, DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Tengah, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka Raya melayangkan surat perihal mohon penjelasan kepada direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Palangka Raya, pada Sabtu (4/3) siang sekitar pukul 13.21 WIB. Ada beberapa rekan dan sahabat pasien yang juga mempertanyakan profesionalisme kerja dokter dan management RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya.

    Seorang Junior (adek tingkat) yang yang juga akrab dengan si pasien, Aprianto juga merasa kebingungan dengan cara penanganan yang di alami oleh si pasien. “Sebagai orang berakal kita jadi bingung dengan penanganan pihak rumah sakit kepada saudara kami ini, Ilmu kedokteran itu adalah bagian dari pada ilmu pengetahuan yang bisa di jabarkan secara akal sehat dan terukur hasilnya sepanjang semuanya itu dijalankan dengan benar, kecuali memang di lakukan dengan sembrono”. Paparnya kepada beritasampit.co.id senin 6 Maret 2017

    “Harus ada penjelasan logis atas semua kejadian ini, jangan sampai akibat penanganan yang tidak profesional itu memakan korban yang tidak kita inginkan, karena jika itu terjadi maka bisa menjadi kemarahan besar untuk kami dan akan sulit memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya”. Selorohnya.

    “Anda bisa liat di laman pencarian google, silahkan ketik ‘mallpraktek RSUD Doris Sylvanus’ maka anda akan temukan banyak rentetan kejadian yang di lakukan oleh RS ini mas” tambah Aprianto seraya menunjukan laman pencarian dimaksud pada handphonenya.

    Sebagai gambaran, pasien An. Rano Rahman awalnya pada tanggal 13 Februari 2017 masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit Doris Sylvanus, dan mendapat diagnosa oleh dokter yang bersangkutan yakni usus buntu. Kemudian besoknya, tanggal 14 Februari 2017 dilakukanlah operasi, tanpa melakukan observasi lebih lanjut dahulu, Sesudah dioperasi, tidak terkena penyakit usus buntu seperti diagnosa awal, melainkan terdapat daging yang tumbuh di luar usus, yang kemudian dilakukanlah pemotongan daging diluar usus tersebut. Namun daging di luar usus tersebut pun juga tidak dilakukan observasi, dan dilakukan rawat jalan.

    Setelah beberapa hari kemudian, pada tanggal 27 Februari 2017 kembali masuk IGD, karena luka bekas jahitan selalu mengeluarkan cairan dan nanah serta sakit perutnya juga tidak pernah berhenti sakit, kemudian tanggal 1 maret rawat jalan kembali.
    Anehnya pasien kembali masuk IGD pada tanggal 3 maret 2017 untuk di operasi lagi di bagian yang sama tanggal 4 maret 2017.

    Seperti di beritakan beritasampit.co.id sebelumnya, bahwa tiga lembaga seperti KAHMI, HMI dan KNPI telah melayangkan surat mohon kejelasan akan keadaan pasien kepada RSUD Doris Sylvanus pada tanggal 4 Maret 2017 lalu, dan saat ini masih menunggu respon positif dari pihak rumah sakit. Terdengar kabar bahwa pihak Rumah Sakit Sudah Menjadwalkan untuk penjelasan kepada ketiga lembaga tersebut dan pihak keluarga.
    (MA)