Hari Perempuan Internasional, KOHATI: “Semoga Bukan Hanya Historis, Tapi Keadilan Bagi Perempuan”

    KASONGAN-Hari Perempuan Internasional yang dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahun merupakan sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. 

    Dalam rangka memperingati hal tersebut ketua Korps Himpunan Mahasiswa Islam (Kohati) Komisatiat Katingan melalui Sekretarisnya Muntiara mengatakan, “Dimoment ini kita harus melihat kembali apakah kaum perempuan sudah ‘berhasil’ di bidang ekonomi, politik dan sosial sudahkah itu semua kita dapatkan sebagi kaum perempuan di Kabupaten Katingan inilah yang seharusnya kita suarakan,” tutur Muntiara. Rabu 06/03/2017.

    Muntiara aktivis HMI semeter V yang sekarang mengambil jurusan FKIP PGSD Universitas Muhammadiyah Palangka raya kampus Kasongan ini menambakan.

    “Sekarang ini kaum perempuan masih dipandang sebelah mata, kebebasan untuk berekspresi pun masih disampingkan kita bukan ingin menggantikan posisi laki-laki sebagai imam dan pemimpin dalam kodrat manusia namun kita hanya ingin rasa adil berkarya dibidang ekonomi, politik, sosial maupun pendidikan”, lanjutnya.

    Perempuan itu seharusnya di hormati di hargai dan diberikan kasih sayang, karena walau bagaimana pun juga perempuan adalah guru utama yang akan mendidik di kala kita mulai tumbuh dan besar. 

    Berhati lembut dan penuh kasih sayang sudah menjadi kodrat perempuan, Sikap lembut dan penuh kasih sayang bukan berarti wanita adalah orang yang lemah yang bisa seenaknya diperlakukan tidak sepantasnya seperti tindakan memukul atau menendang perempuan (KDRT). 

    Perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai aspek. Karena di era sekarang tidak sedikit perempuan yang menjadi pemimpin tidak dan tidak sedikit perempuan yang justru menjadi tulang punggung keluarganya.

    Dirinya juga berharap dengan moment hari perempuan Internasional semua pihak bisa terbuka mata dan hatinya untuk lebih menghargai kaum perempuan.

    “Semoga rasa keadilan yang di inginkan kaum perempuan bisa terwujud bukan hanya historis keberhasilan yang kita banggakan,” pangkasnya.
    (Kwt)