Warga 2 Desa Enggan Disebut Banjir Maunya Disebut “Banyu Dalam”, Ini Ceritanya

    KOTAWARINGIN LAMA–Bila musim hujan kemudian air sungai meluap, jelas sangat mengejutkan bagi warga masyarakat desa, seperti halnya warga 10 desa dan 1 kelurahan di Kecamatan Arut Utara (Aruta) Kabupaten Kobar, dengan datangnya banjir mereka sekarang betul-betul terpuruk.

    Tapi bagi dua desa, Desa Rungun dan Desa Kondang yang cukup terpencil di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), bila musim hujan kemudian banjir sudah menjadi langganan. Bahkan karena banjir sudah menjadi langganan maka warga di dua desa tersebut, tidak mau desanya disebut terkena bahnjir. Tapi mereka maunya disebut “Banyu Dalam”. Hal tersebut dikatakan Yudhi Hudaya Camat Kotawaringin Lama (Kolam), Kamis 9/3/2017.

    Menurut Yudhi, warga masyarakat di dua desa, bila musim hujan terus banjir, mereka biasa-biasa saja tidak merasa kaget. Karena banjir didesanya sudah menjadi langganan. “Sekarang akibat banjir, di Desa Rungun sebanyak 229 rumah warga terendam banjir dan di Desa Kondang 60 rumah, sementara di Kelurahan Kotawaringin Hilir 10 rumah. Saat ini yang menjadi gangguan warga, jalan akses darat terputus dan persediaan air bersih sulit, untuk mengatisifasinya kami sedang terus berupaya dan berkoordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten Kobar”, imbuh si Camat.

    Terpisah Hasanudin Kades Runtu Kecamatan Arut Selatan, saat dikonfirmasi beritasampit.co.id melalui telephon selulernya Kamis (9/3/2017) mengatakan, sedikitnya 45 rumah warganya sudah terendam banjir akibat DAS Arut airnya meluap. “Tahun sebelumnya desa kami tidak pernah terkena banjir. Sekarang tahun ini 2017 banjir akibat meluapnya DAS Arut, benar-benar sangat parah”, beber Hasanudin.
    (Man).