Ular Berkeliaran Di Musim Hujan, Begini Kata Pawang Ular Kapuas

    KUALA KAPUAS-Hadri adalah seorang pawang ular handal yang dikenal oleh warga sekitar, disisi lain ia bekerja sebagai seorang buruh pemasangan tenda dalam berbagai acara. Ia juga salah satu anggota dari organisasi kemanusiaan yaitu Balakar 545.

    “Saya bekerja sebagai pemasang tenda, menangkap ular itu sebagai sampingan,” ucap pria berambut panjang ini saat ditemui tim media beritasampit.co.id dirumah kediamannya, Jalan mahakam gang III, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, Jum’at 17/3/2017.

    Awal mula ia masuk kedunia yang berbahaya tersebut sejak berusia 20 tahun, ia juga mengaku sering digigit ular seperti piton dan peraca (sejenis sanca) saat melakukkan penangkapan. “Pernah saya digigit ular seperti Piton dan ular Peraca, tapi syukur tidak pernah digigit cobra,” katanya.

    Kemampuan menangkap ular tersebut, kata Hadri berasal dari kemampuan kakeknya yang menurun kedirinya. Berkat kemampuan tersebut ia sering diminta masyarakat Kapuas untuk menangkap ular yang masuk kerumah. Namun dari sekian banyak pengalamannya yang paling berbahaya adalah saat menangkap ular kobra dan ular piton yang panjangnya mencapai lebih dari 5 meter.

    “Saya mas, awal menangkap ular itu memang gugup dan ada sedikit rasa takut. Namun karena kebiasaan rasa takut itu sudah tidak ada lagi,” ucapnya.

    Untuk menangkap ular, Hadri biasanya menggunakan alat-alat sederhana yang dirakitnya sendiri, seperti tongkat khusus menjerat kepala ular, tongkat untuk mengunci kepala ular, semprotan khusus berupa bius ular dan alat-alat lainnya.

    “Untuk menangkap ular kobra, pertama kali disemprot dulu dengan bius agar ia pingsan. Setelah pingsan langsung dimasukkan kekarung, atau jika tidak sempat menyemprot maka menggunakan cara ke-2 yaitu dengan menjeratnya terus menguncinya,” jelasnya.

    Ia mengatakan, pekerjaan menangkap ular tersebut sebagai tugas dan tanggung jawabnya untuk menolong masyarakat atas kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu ia mengabdikan dirinya di Organisasi Balakar 545.

    Dia berpesan kepada masyarakat, jika menemukan ular dirumah jangan sekali-kali mengatasinya atau menangkapnya sendiri. 

    “Karena untuk menangkap ular perlu pengalaman dan kemampuan khusus, tidak sembarangan,” tekannya. Dia mengatakan pernah kejadian seseorang digigit ular kobra, namun untungnya sempat diselamatkan.

    Hadri juga memberikan tips kepada masyarakat jika digigit ular berbisa, katanya jika digigit ular yang berbisa seperti kobra maka secepatnya jerat dengan kain atau tali sekuat-kuatnya pada aliran darah yang terkena gigit. 

    “Jika digigit diujung tangan maka jerat dilengan atau di pergelangan tangan sekuat-kuatnya, setelah itu secepatnya dilarikan kerumah sakit,” katanya.

    Berdasarkan pengalaman kakeknya yang pernah digigit ular kobra, saat digigit ular berjenis kobra atau ular berbisa lainnya. Saat ular tersebut masih mengigit, secepatnya cari ekornya dan langsung digigit hingga berdarah.

    “Karena saat digigit, ular yang tadinya sedang memasukkan bisa ketubuh kita dia langsung menarik bisanya, itu pengalaman kakek saya”, ujarnya.

    Selain mengatasi ular berbisa, ia juga memberikan cara mengatasi ular yang melilit atau menjerat. Katanya saat dijerat ular tersebut langsung cari ekornya dan putarkan kearah berlawanan dari lilitan ular tersebut untuk melepaskan diri.

    “Walaupun begitu, tetap membahayakan karena ular sejeni piton yang biasa melilit memiliki taji dipusarnya”, katanya. 

    Dia menghimbau, jangan sekali-kali mencoba untuk menangkap ular sendiri. Jika menemukan ular, secepatnya hubungi Balakar 545 atau hubungi nomor pribadinya yaitu 085346982382.

    “Jangan sekali-kali menangkap ular sendiri, hubungi yang berpengalaman,” himbaunya.

    Hadri mengatakan, ular yang ditangkap biasanya diserahkan kepihak kebun binatang yang ada di Palangka raya atau dibawa kedaerah yang jauh dari pemukiman warga.
    (hd/beritasampit.co.id)