Nah Lo, Sungai Hanya Tercemar Limbah Pabrik, Siapa Yang Tanggung Jawab?

    SAMPIT-Dengan menempuh perjalanan kurang lebih selama tiga jam anda akan sampai di sebuah desa yakni Desa Tumbang Kalang, desa ini tak lain adalah ibu Kota Kecamatan Antang Kalang,Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
    Namun jangan bermimpi untuk bisa enak dan nyaman ketika anda melajukan mobil atau sepeda motor anda ketika menuju desa atau Kecamatan tersebut. Karena selain jalannnya yang rusak dan berlobang, anda akan sayup-sayup mencium aroma tidak sedap dari limbah pabrik PBS yang bergerak di bidang industri Kepala Sawit tersebut.

    Berdasarkan informasi lapangan pada Sabtu (17/3/2017) sore sekitar pukul 13.45 WIB, tepat dimana sebuah kendaraan yang membawa penumpanf sebanyak 6 orang termasuk sang supir taksi ini melintas di jembatan terdapat sungai yang diberi nama Sungai Hanya itu.

    Sungai ini adalah sungai yang dijadikan tempat mencari lauk pauk oleh warga setempat bahkan terkenal banyak jenis ikan yang mana alurnya tembus ke Sungai Mentaya.

    Namun sayangnya ketika wartawan beritasampit.co.id turun dan melangkahkan kaki dari mobil Inova milik Ahmad Maulana ini, menuju bibi jembatan Sungai Hanya tersebut.

    “Ini bau limbah mas, jangan-jangan sungainya sudah tercemar, coba kita lihat sebentar,” ungkap pria yang berprofesi sebagai supir Taksi ini.

    Setelah semakin dekat di bibir sungai dari ketinggian sekitar 6 sampai 7 meter di atas jembatan tersebut bau menyengat itu semakin kuat. Tepat di titik aliran sungai yang disebut bagian hilir Sungai Hanya ini terlihat air yang sebelumnya berwarna putih bening itu berubah menjadi agak kehitaman.

    “Itu air limbah yang bocor, air sungai ini biasanya putih, bahkan baunya sangat menyengat sekali,” urainya.

    Pria yang memang sudah puluhan tahun menggeluti profesinya ini mengatakan, sudah setahun lebih sungai itu tercemar limbah pabrik dari salah satu perusahaan kepala sawit yang beroperasi di Kecamatan Antang Kalang.

    “Ini pasti limbah dari PT Bum, ini sudah terjadi setahun lalu, tidak mengerti juga saya,kalau musim hujan pasti air sungai ini tercemar limbah, baunya itu menyengat sekali, oh iya ini tembusnya ke Sungai Mentaya mas,” jelasnya.

    Dia bahkan meminta agar pihak terkait segera melakukan kroscek dan memberikan sanksi kepada pihak perusahaan yang terbukti sudah melakukan pencemaran lingkungan terutama sungai yang seharusnya menjadi ladang mata penceharian warga setempat.

    “Ini dulu terkenal banyak ikannya, kalau tercemar seperti ini pastinya ikannya pada mati, bahaya juga bagi masyarakat, harusnya ada pihak yang bertanggungjawab dong,” pintanya.

    (drm/berita sampit)