​ASTAGA…22 Murid SD Isap Rokok Elektrik Modifikasi !

    PANGKALAN BUN – Dunia pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali heboh. Kali ini bukan masalah isu penculikkan anak, tapi sejumlah anak SD ketahuan merokok elektrik atau vape dengan alat modifikasi.

    Berbahan utama fitting lampu atau tempat- terpasang bola lampu, yang dibagian dalamnya memiliki kuningan, pulpen, kapas, liquid cairan berbagai aroma untuk rokok eletrik, susu dan korek api. Jika diperhatikan ternyata mirip dengan bong, alat hisap narkoba jenis sabu.

    Kepala Sekolah SD Negeri 3 Candi, Kecamatan Kumai, Imam Ustadi mengatakan, 22 siswanya ketahuan merokok itu dari laporan salah satu murid perempuan yang mengadu kepada wali kelasnya, bahwa teman-temannya ramai mengisap rokok di luar sekolah.

    “Kejadiannya itu hari Sabtu (25/3) lalu, mereka berjumlah 22 orang sebelum masuk sekolah isap rokok itu di dalam hutan dekat sekolah ini,” kata Imam kepada wartawan ruang kerjanya, (27/3/2017).

    Pada waktu awal kejadian, lanjut Imam, ia merasa khawatir karena saat dikumpulkan di dalam ruang kerjanya, salah satu muridnya yang berinisial JD, tampak seperti mabuk. “Takut kalau dia mabuk atau apa. Saya panggil Kepala Puskesmas Kumai, Abimayu,” ujarnya.

    Ada 22 murid dari berbagai kelas, tetapi berdasarkan pengakuan dari semua murid saat dimintai keterangan, kebanyakan dari mereka diajak dan hanya ikut-ikutan temannya yang membawa alat isap itu diantaranya AL (12), RD (12) dan JD (10).

    “Murid-murid yang lain itu hanya ikut-ikutan. Kami harap orangtua jangan marah. Karena ini juga sebagai bentuk, kami sebagai pendidik menjaga masa depan mereka yang cerah,” harapnya.

    Dengan adanya kejadian itu, pihak sekolah memanggil semua orangtua murid yang terlibat. Untuk memberikan penjelasan, apa yang telah dilakukan anak-anaknya dan bimbingan dari Puskesmas dan BNNK Kobar yang sekigus melakukan tes urine terhadap dua murid SD itu sebagai sampel.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Kumai, Abimayu saat dikonfirmasi beritasampit.co.id Senin (27/3) menjelaskan, setelah mendapat kabar seperti itu, lantas dirinya menghubungi Kepala BNNK Kobar, AKBP I Wayan Korna. “Kalau pengakuan dari tiga anak itu gak ada mabuk setelah mengisap rokok tersebut, hanya terasa perih di tenggorokan. Tapi tetap saja itu berbahaya bagi kesehatan anak seumuran SD,” ujarnya.

    “Gak mabuk saya pa, cuma takut, kemarin waktu dikumpulkan kepala sekolah di ruangan,” jawab JD polos.

    Terpisah, Kepala BNNK Kobar, AKBP I Wayan Korna menjelaskan, hasil dari tes urine itu negatif dari narkoba. Tetapi jika diperhatikan, sama seperti rokok, efek dari rokok elektrik itu candu dan fly. “Mereka itu masih kecil, tidak tahu apa-apa. Ini pasti ada oknum yang sengaja membuat dan menyebarkan ke anak-anak,” ujarnya.

    Ia menilai, meski hanya rokok elektrik dan hasil dari tes urine negatif dari narkoba, tetapi itulah langkah awal hancurnya generasi bangsa. Bisa saja, dengan ada oknum yang tidak bertanggungjawab, ingin mencari keuntungan dengan mencampurkan narkoba di dalamnya.

    “Ini kasus pertama kali terjadi di Indonesia. Jangan dibiarkan pintu gerbang awal kehancuran generasi bangsa,” kata I Wayan Korna.

    Kapolsek Kumai, AKP Hendry berjanji akan mencari siapa pembuat rokok elektrik itu. Pasalnya, sebelumnya hal seperti ini baru saja terjadi di salah satu sekolah di Kecamatan Kumai dan parahnya saat diperiksa ada kandungan lem fox di dalamnya.

    “Saat ini kita akan lakukan penyelidikan guna mencari siapa pembuat rokok elektrik itu,” ucapnya. Karena, jelas Hendry, tidak menutup kemungkinan rokok elektrik modifikasi itu sudah tersebar di anak-anak sekolah se-Kecamatan Kumai.

    “Akan kami cari dan temukan siapa orang yang membuat rokok elektrik itu dan kami berharap agar masyarakat membantu, agar Kecamatan Kumai ini aman, bebas dari tindakan dan perilaku yang justru membahayakan anak-anak mereka sendiri,” beber Kapolsek.

    (man/beritasampit.co.id)