Tumbang Habangoi The Green Village, Ayo Kita Jaga Bersama!!

    Penulis : Yusup Roni, S.Pd.

    Wowwww…
    Cantik, indah dan hijaunya hutan diseberang kampungku. Sungguh membuat mata terpesona dan bangga memandangnya, harta tak ternilai titipan maha besar Tuhan, yang harus terus kami jaga, kami pelihara dan kami rawat kelestariannya demi generasi selanjutnya.

    Korong Homusang (Bukit Hamusang) demikian nama bukit seberang kampung dipinggir sungai Habangoi itu kami warga desa menyebutnya. 

    Hutannya masih perawan, atas kesepakatan bersama sejak leluhur kami secara turun-temurun tidak kami tebang atau garap hutannya menjadi ladang atau kebun. 

    Sebab bukit dan hutan diseberang desa tercinta itu menyimpan banyak fungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem disekitar desa kami, termasuk sebagai hutan yang dikeramatkan.

    Beberapa contoh fungsi hutan lestari Korong Homusang adalah sebagai :

    1. Sumber mata air dari puluhan anak sungai yang hulunya menuju bukit tersebut.

    2. Sumber Penyediaan Air Bersih Masyarakat Desa (SPAM) yaitu ada Bak Penampung Air Bersih dipertengahan bukit tersebut, yang kemudian dialirkan kerumah-rumah warga desa dikampung, hasilnya alami tidak kalah dengan air mineral ‘aqua’ dan rencana kami tahun depan akan kami kelola sebagian menjadi sumber produksi Air Mineral dengan Brand Merk ‘Katingan’ yang pengelolaannya melalui Unit Usaha BUMDes maupun Koperasi Desa. Yang akan dipasarkan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Katingan agar menjadi primadona minuman air mineral terkhusus di Kabupaten Katingan.

    3. Terdapat Air Terjun atau dalam bahasa kami Dayak Ot Danum dialek Dohoi yaitu kami menyebutnya Sahay, terletak di daerah hulu sungai Musang, perjalanan santai sekitar 40 s.d 50 menit bagi penikmat suasana indah didalam hutan yang lumayan terjal dan berliku menyusuri kedalaman hutan menuju air terjun.

    4. Sumber kehidupan bagi berbagai jenis Flora dan Fauna endemik seperti Babi, Kijang, Rusa, Burung, Primata (kera, owa-owa, tupai, dll) , Melata (ular) dan binatang Musang yang sesuai dengan nama bukit-sungai tersebut. Baru-baru kemaren warga kami mendapatkan seekor Rusa Jantan dibukit ini, Rusa tersebut terjebak dan tercebur kedalam bak air bersih desa kami yang kemudian digonggong oleh anjing pemburu didesa kami, rusanya berhasil didapat dan beratnya sekitar 80.an kilogram dan tanduknya bercabang 6 (enam). Amazing!!

    5. Hutan Sakral, hutan yang dikeramatkan oleh masyarakat desa Tumbang Habangoi, sebagai tempat meramu dan juga ritual bagi sebagian orang yang masih memegang teguh adat-istiadat atau tradisi turun temurun dari leluhur seperti Balampah (memohon petunjuk/mencari kekebalan tubuh/rejeki-keberuntungan). Hutan dan Bukit ini juga disakralkan/dikeramatkan dikarenakan ketika siang atau sore terdengar suara ‘owa-owa’ atau buhhish/buhis itu seperti tertawa yang berarti pertanda akan ada dukacita atau kabar tidak baik menimpa masyarakat desa kami atau kerabat desa kami ditanah Rantau atau dikampung orang.

    6. Sumber Tanaman Obat, sebab banyak kayu baik berupa batang, daun, akar, atau kulit beberapa jenis kayu bisa dijadikan obat bagi berbagai macam penyakit. Tentunya para tetua kampung yang tau dan mengerti kayu-kayuan apa saja yang mengandung obat herbal alami bagi penyembuhan berbagai macam penyakit. 

    Tahun 2014 dulu ada kunjungan teman-teman komunitas yang terdiri dari pengusaha, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, mahasiswa dan pelajar kedesa kami, mereka menginap beberapa hari didesa kami, salah satu dari mereka ada yang punya penyakit alergi sering gatal kulitnya, setelah beberapa hari didesa kami dan mereka kembali kepalangka raya, ada kabar gembira penyakit alerginya sembuh dan katanya itu kemungkinan karena beberapa hari dikampung kami selalu mandi air bersih desa yang bersumber dari mata air Korong Homusang. 

    Jadi, ternyata air bersih desa kami yang bersumber dari hutan alam yang asri nun indah ini mengandung obat herbal karena hutan yaitu pohon-pohonnya telah berumur berabad-abad bahkan ribuan tahun yang tetap terjaga dari zaman moyang kami.

    7. Sumber kehidupan endemik bagi berbagai macam jenis Flora seperti kayu Ulin, Banuas, Meranti, Bangkirai, Rotan, Gaharu, Damar, dll…mungkin ada ratusan flora-fauna endemik dibukit ini jika diteliti dengan ilmu pengetahuan secara terprogram oleh perguruan tinggi atau para Professor dibidangnya atau dilakukan oleh Dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan.

    Yusup Roni 

    Demikian sepenggal kisah dan hal nyata dari konsistensi kami menjaga Korong Homusang supaya tetap lestari demi anak-cucu kami dimasa mendatang, kami berkomitmen bahwa dari generasi lepas generasi agar hutan seberang kampung ini tetap terjaga supaya ekosistem kehidupan tetap seimbang. Semoga selamanya tetap utuh dan bohinoi (cantik) tak ada tangan-tangan serakah yang akan memperkosa dan merebut keperawanannya hanya karena nafsu sesaat namun deritanya akan merusak sekalian alam.

    Tahun 2015 saat Ekspedisi Bukit Raya part II yang dikomandani langsung oleh bapak H. Ahmad Yantenglie (Bupati Katingan) beliau menetapkan Desa TUMBANG HABANGOI sebagai DESA KONSERVASI sebab desa kami adalah 99 persen hutan alam yang terdiri dari HPT (hutan produksi terbatas), HL (hutan lindung), CA (cagar alam, yaitu taman nasional bukit raya) yang berarti bahwa desa kami adalah daerah resapan air dan merupakan Jantung Borneo. 

    Semua pihak baik masyarakat, pemerintah dan swasta juga NGO harus bersama-sama menjaga kelestarian alam kami sebagai satu-satunya daerah jantung borneo yang belum dihancurkan oleh buldozer-buldozer perusahaan besar kelapa sawit. 

    Kami dengan tegas MENOLAK PERUSAHAAN SAWIT masuk wilayah kami, sebab tujuan mereka tiada lain adalah memperkosa dan meratakan hutan kami, memarjinalkan bahkan meng-genosida utus kami, menghilangkan adat-budaya-bahasa kami. Hutan kami, adat-budaya-bahasa-utus kami harus terus lestari sampai Tuhan memintanya kembali. Salam Lestari!!

    Insert foto :

    Gambar diambil dari sisi barat lapangan sepak bola desa kami, dipotret kearah seberang timur desa kami. 

    Hasilnya adalah beberapa rumah sederhana warga desa kami yang terbuat dari kayu dan bermotif khas bangunan Dayak masa kini yang terkena jepretan kamera, dan Korong Homusang yang indah berdiri dengan gagah dan senyum eloknya dilambai-lambaikan indahnya dedaunan hijau krolofil nature yang sudah jarang ada dibeberapa kampung Dayak dikarenakan keserakahan segelintir oknum demi syahwat berkuasa terlebih demi harta.

     Semoga Habangoiku…terus Bohinoi-Bokena.

    Tabe Tahtou Motong Hullah Bollum!!

    (Kepala Desa Habangoi Kecamatan Petak Malai)

    (Kwt/beritasampit.co.id)