​Usaha Pengrajin “Atang Kuburan” Hingga Kini Masih Eksis Bertahan 

    SAMPIT – Banyaknya pola usaha yang dilakukan masyarakat Kecamatan Mentaya Hilir Selatan(MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur, tak lepas dari keuletan, ketekunan penopang pekerjaan. Salah satu usaha yang masih eksis bertahan hingga sekarang ini diwilayah itu pengrajin “Atang Kuburan”.

    Usaha yang hanya sekedar bertahan ini masih menjanjikan. Produksi membuat “Atang Kuburan” diwilayah ini terbilang langka, hingga sekarang masih diperlukan masyarakat, khususnya bagi keluarga yang ingin berhajat memasang Atang Kuburan ke makam keluarganya tersebut.

    Junaidi atau Edi, warga Kelurahan Basirih Hilir , sebagai pekerja pembuat “Atang Kuburan” ketika dibincangi beritasampit.co.id, Minggu (2/4/2017) mengatakan, pekerjaan yang digelutinya bertahun-tahun warisan dari sang mertuanya. Pekerjaan menbuat Atang Kubur sambungnya mampu bertahan hingga sekarang.

    Menurutnya, menggeluti usaha itu katanya, sejak dirinya mulai berkeluarga. Dengan memulai usaha itu ujarnya, memberikan rasa senang dan hidup serasa barokah.

    Pekerjaan bikin atang kuburan itu, kata Edi, tak terlalu berat. Hanya saja, sedikit berimajinasi membentuk motifnya yang lebih bagus. “Kita mengolah atang kuburan standar ukurannya ada dan barang jadinya sudah tersedia, pembeli tinggal memilih motifnya,” ujarnya sambil membikin nama di atang kuburan oleh pemesannya.

    Dikatakannya, membuat atang kuburan ada dua jenis ukuran standart, yakni, ukuran besar untuk orang dewasa dan ukuran kecil untuk anak-anak. Ukuran standarnya untuk dewasa / orang tua, lebar 60 x panjang 1,25 meter, sedang ukuran kecil lebar 20 x panjang 40 Centimeter. Dan harga satuan itemnya juga berbeda. ” Untuk orang tua Rp 800 ribu per buah. Sedang ukuran anak-anak Rp 400 ribu,” ujarnya.

    Lanjutnya, dari ukuran standar itu, terkadang dari pembeli ada permintaan yang berbeda. Ada mengiginkan ukuran hanya datar atau lurus saja, ada yang lebih panjang dan ada juga yang memilih lebih lebar.

    Semua keinginan pesanan pembeli selalu kita layani, tapi katanya, harga lebih mahal dari yang harga ukuran standart. “Kalau pemesan yang ingin tempat atangnya di lebarkan maupun lebih dipanjangkan atau bentuknya ditinggikan seukuran keramik bertambah biaya Rp 200 ribu perbuah,” ujarnya.

    Berapa banyaknya dalam sebulan membuat atang kuburan? kalau dalam sebulan katanya, mengolahnya sekitar puluhan buah, karena kita menyediakan untuk pembeli yang datang dari jauh kesini.

    Pembeli yang datang ke lokasi penjualannya katanya, dari berbagai kecamatan, tidak hanya warga kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Samuda saja, melainkan Kecamatan Teluk Sampit, Ujung Pandaran, Pulau Hanaut , Mentaya Hilir Utara, Bagendang, bahkan ada yang warga dari Pelangsian Sampit.

    Penjualan atang kuburan kata Edi yang paling ramai menjelang puasa Ramadhan dan seminggu setelah lebaran Idul Fitri.

    Permintaan sekitar bulan puasa itu sangat banyak, jadi kita mempersiapkan pengolahan lebih banyak lagi dari hari-hari biasa.” Kalau hari biasa dalam sebulan yang laku 5 – 6 buah atang kuburan. Menjelang bulan Puasa hingga lebaran seminggu permintaan semakin banyak sekitar 30-an buah,” sebutnya.

    (mar/beritasampit.co.id)