​Perahu Dayung Karam, Kok Bisa ?

    SAMPIT – Kemeriahan lomba Dayung Perahu yang merupakan salah satu rangkaian acara Festival Budaya Habaring Hurung 2017, menyedot banyak perhatian pengunjung.

    Para pengunjung yang antusisas nampak rela berdesak-desakan. Hebatnya ada yang rela menyewa perahu supaya mendapatkan pandangan terbaik. Hal ini tentu saja memberi pendapatan tambahan bagi getek yang biasa digunakan masyarakat untuk menyebrang dari Seranau ke Sampit atau sebaliknya.

    Namun, kemeriahan itu berubah menjadi histeris, ketika salah satu perahu peserta karam saat berlomba untuk masuk ke babak final. Beruntung para panitia dengan sigap mengevakuasi dan tidak ada korban dalam tragedi tersebut.

    Salah satu peserta yang tidak mau disebutkan nama nya mengaku, perahu yang mereka gunakan cukup berat dan sulit untuk dikendalikan dan langsung sengaja di balikan.
    Hal itu dibenarkan oleh salah satu peserta dari regu Akper pemkab Kotim, Sholeha. Pasalnya perahu tersebut bukanlah merupakan perahu untuk dayung, melainkan kelotok mesin ces (getek, red).

    “Kami juga menggunakan perahu itu dan juga hampir karam. Kami sudah protes namun tidak ada tanggapan yang cukup serius oleh panitia. Mereka malah mengatakan kami yang kurang bisa dalam hal menjaga keseimbangan dan ketangkasan,” kaata Sholeha, (5/4/2017).

    Dia mengimbau kepada panitia pelaksana, agar kedepanya dapat menyediakan perahu yang memang diperuntukan untuk mendayung dan juga memeriksa kondisi dayung sebelum perlombaan dimulai. Kendati sempat heboh, kemeriahan tetap berlanjut setelah pengevakuasian jukung selesai.

    (im/beritasampit.co.id)