Seandainya Aku Bupati? (Bagian I)

    Ditulis Oleh : Maulana Kawit***

    Sistem demokrasi yang telah kita sepakati menjadi sistem di Negeri ini mengharuskan kita melakukan Pemilihan umum (Pemilu) dalam rangka memilih pemimpin di Negri ini,  baik menjadi Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati dan lain sebagianya.

    Mungkin masih ada banyak pertanyaan kenapa orang-orang ingin berebut menjadi Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati yang tidak jarang mengakibatkan konflik vertikal maupun horizontal disemua lapisan.

    Saya coba menjawab pertanyaan mendasar tersebut dengan sebuah pendekatan teori Abraham Mashlow, pertama kebutuhan fisikologi ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi.

    Kedua kebutuhan akan rasa aman Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. 

    Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantunganperlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. 

    Ketiga, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. 

    Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. 

    Keempat kebutuhan akan penghargaan, Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. 

    Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemulian, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat bahkan dominasi. 

    Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri.

    Kelima kebutuhan akan aktualisasi diri, Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

    Pada tingkat kelima inilah kenapa seseorang ingin menjadi pemimpin, karna kebutuhan dasar telah dipenuhi sehingga tidak heran bentuk aktualisasi diri, untuk melakukan perubahan yang lebih besar menjadi pemimpin ditingkat daerah, Seperti yang akan kita hadapi di Pemilihan Kepala Daerah (Bupati) tahun 2018.

    Seandanyai aku telah memenuhi kebutuhan itu, mungkian aku ingin menjadi Bupati tapi diriku sadar belum memenuhi kebutuhan Satu dan Empat.

    Ambisi menjadi pemimpin jangan sampai menutup mata hati, logika bahkan menggunakan segala cara.

    Seandainya aku Bupati…

    (Bersambung)

    Tentang Penulis:

    Maulana Kawit Mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Paangkaraya Kampus II Kasongan. 

    Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

    Mantan Ketua Umum HMI Komisariat Katingan

    Sekarang Menjabat Sebagai Sekretaris HMI Cabang Palangkaraya.