​Dari Pengalaman Seorang Konsultan :  Jalan Itu Musuhnya Air, Karena…?

    PANGKALAN BUN – Pembangunan seputar jalan, baik jalan raya maupun jalan alternative lainnnya bahkan sejumlah jalan desa, banyak dipergunjingkan. Kenapa pembangunan jalannya sering cepat rusak dan banyak hambatannya ?

    Jawabannya, karena jalan itu musuhnya air. Demikian diungkapkan Ir.Suyatim Direktur PT.Bakti Nusa Perkasa (Konsultan), kepada beritasampit.co.id ,disela-sela memantau jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, Senin (17/4/2017).

    Jawaban yang singkat, padat namun penuh makna,dari Suyatim sorang konsultan itu, memang masuk akal. Sebab jalan itu pada dasarnya memang musuhnya air, karena semua pondasi ruas jalan baik yang panjang maupun pendek.

    Jika salah satunya ada resapan air (mata air), kemudian mata air itu, ditimbun begitu saja,aka, saat jalan sudah padat, lama-lama akan ambrul.

    “Biarpun jalan itu bagus pakai pondasi beton,tapi dibawah pondasinya muncul resapan air (mata air), maka lama-lama,jalan beton itu akan ambruk. Kecuali, kalau serapan airnya (mata airnya), yang didalam tanah diarahkan dulu,jauh dengan pondasi jalan.Baru,pondasi jalan akan kuat”, ujar Suyatim.

    Menurut Suyatim, karena ancaman air sangat dominan,maka di sepanjang jalan Pangkalan Bun-Kolam, kini pembangunannya sekarang sudah pakai system “Beotekstil”,yakni bagian pondasi jalan dilapis terpal plastic.

    ”Dengan dibantu system beotekstil, maka kalau muncul air, misal dari air hujan, jatuh kesepanjang jalan raya, maka air yang menyerap ke podasi jalan secara bersamaan akan mengalir kepinggir jalan (terbuang,tidak tergenang ditengah jalan,” terangnya.

    Bahkan, lanjut Suyatim, resapan air (mata air) dari bawah tanah, karena bagian bawah pondasi jalan,sudah dipasang ‘beotekstil’,maka resapan air (mata air), tidak akan muncul kepermukaan pondasi jalan,karena sudah tertutup dengan ‘beotekstil’. Dan dengan sendirinya kalau ada mata air, maka airnya akan mengalir ke pinggir jalan, atau misal masuk ke gorong-goron yang telah disediakan sebelumnya.

    “Namun, semua itu kita sebagai manusia hanya bisa melaksanakan apa yang telah ditemukan. Untuk selanjutnya Tuhan lah yang akan menentukan, karena bencana dari alam,agak sulit diditeksi,bahkan sama sekali tidak bisa diditeksi oleh manusia;” beber Ir.Suyatim.

    (man/beritasampit.co.id)