​WOW…Harga Sembako Mulai Meroket di Pangkalan Bun, Kenapa ?

    PANGKALAN BUN – “Ah itu, sudah biasa dari dulu sejak saya belum kawin, sampai sekarang sudah punya anak dua, jelang Ramadan harga sembako naik drastis,” ungkap Ibu Yulia salah satu Guru SD di Kota Pangkalan Bun, kepada beritasampit.co.id, Selasa (9/5/2017) di Pasar Indrasari Pangkalan Bun.

    Juga Rosmiati (37) pedagang sembako, memembenarkan naiknya harga sembako dan syuran serta ikan dan daging, karena diawali dari Jawa.

    “Semua sembako dan bawang merah, cabe merah, kentang, wortel, buncis, engkol, dikirim dari Semarang, Surabaya, karena karena disana harganya naik. Maka di Pangkalan Bun juga harganya naik. Bahkan ada yang naik 100 persen karena ongkos angkut juga naik,” aku Rosmiati.

    “Sayuran naik seratus persen, kalau daging sama bumbu-bumbu dapur naik dari Rp 5 ribu sampai Rp10 ribu,” ujar Rosmiati.

    Diakui Rokayah, warga Kelurahan Baru Pangkalan Bun yang berbelanja ke pasar tradisional Pasar Indrasari juga mengatakan, dengan naiknya harga semua barang dipasar jelang Ramadan, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.

    “Paling-paling,p) para pejabat hanya memantau ke pasar, setelah memantau pulang dan hargapun tetap saja naik,” ujar Rokayah.

    Lain lagi kata Pak Busarudin, yang buka kios khusus sembako. Dia mengatakan, naiknya harga-harga jelang Ramadhan apa lagi jelang Idul Fitri, pemerintah sulit untuk mengendalikannya,agar harga bisa tetap seperti dulu.

    “Karena naiknya harga, jelang Ramadan sistemnya berantai. Dalam artian naiknya harga diawali dari pusatnya barang di Jawa. Kalau dari Jawanya naik,otomatis di Pangkalan Bun juga akan naik. Bahkan naikknya cukup drastis karena,ditambah ongkos angkut, mulai dari pelabuhan di Semarang, Surabaya, sampai turun dari truk, juga ada biayanya”,beber Busarudin.

    (man/beritasampit.co.id)