​Tumpahan CPO Berdampak Pada Tambak Ikan Jelawat, Mana Tanggung Jawabnya Pak ?

    SAMPIT – Perkembangan Budidaya Ikan Jelawat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), belum mendapatkan hasil yang cukup membanggakan. Pasalnya perkembangan jelawat yang terbilang lambat ditambah kondisi Ph air sungai mentaya yang tidak menentu dan tercemarnya air sungai menjadi hambatan.

    Ditambah lagi adanya tumpahan CPO dari Tongkang yang membuat tercemarnya sungai cempaga pastinya akan membuat kondisi air tidak bagus untuk Ikan jelawat yang sensitif/peka dengan kondisi air.

    Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kotim, Ir. Jakatan, saat diwawancarai beritasampit.co.id mengatakan pihaknya terus berupaya bagaimana agar budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Ikan Jelawat bisa berhasil di Kotim.

    “Kita masih terkendala dengan adanya pencemaran air sungai yang diakibatkan saat pembersihan rumput dilahan untuk perkebunan sawit dengan mengunakan bahan herbisida, tentu ini akan berpengaruh,” ucap Jakatan, Kamis (22/6/2017).

    Sebelumnya puluhan Ikan Jelawat yang berada di KJA yang berada di Kecamatan Kota Besi sempat banyak yang mati di akibatakan Keasaman air/Ph air turun 5,5 sampai 4,5.

    “Kita hanya bisa berharap agar petani budidaya Ikan Jelawat tidak berputusasa dan terus membudidayakan hingga mengalami peningkatan produksi dalam setiap tahunnya.

    (bnr/beritasampit.co.id)