​WOW…Desa “KBA” Bakal Dijadikan Pengembangan Sentral Ketahanan Pangan

    PANGKALAN BUN – Desa Kumpai Batu Atas (KBA) Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), bakal dijadikan desa sentral pengem bangan tanaman ketahanan pangan, hal itu sebagai bentuk penguatan kemandirian ekonomi berbasis pertanian.

    Hal itu dikatakan Bupati Kobar Hj Nurhidayah, Rabu (26/7) saat meninjau lokasi penanaman bawang merah dan buah buahan didesa KBA. Dalam kunjungannya bupati didamping Camat Arut Selatan Syahrudin, Dandim 1014 Pangkalan Bun Letkol Inf Wisnu Kurniawan dan HM Ruslan. AS, suami dari Bupati Kobar.

    Bupati dan rombongan meninjau langsung penanaman bawang merah di atas areal 6 hektare yang dikelola Kelompok tani Tunas Baru. Dan kunjungannya itu Bupati pun berdialog dengan kelompok tani guna menampung aspirasi apa yang dibutuhkan oleh para petani.

    Seperti yang diutarakan Ketua Kelompok Tani Tunas Baru Heri Kuswanto, untuk pengembangan bawang merah sudah dilakukan tahun ketiga, hasilnya sangat bagus hanya saja yang diperlukan kelompok tani yakni sarana prasarana pertanian misalnya saja alat untuk membuat penampungan air dan abu boiler untuk menyuburkan tanah serta peralatan untuk penyiraman.

    “Kami mengelola lahan 12 ha yang 6 ha saat ini ditanam bawang merah, dengan hasil panen nantinya 60 ton dan kami sudah ada kerjasama dengan pembeli, nantinya harga bawang merah ini dibeli dengan harga Rp 30 ribu /kg,” kata Heri Kuswanto.

    Menurutnya selain bawang merah juga dikembangkan penanaman kembag kol, melon, semangka. “Kelompok kami ada 16 orang, 9 orang diantaranya menanam khusus tanaman Holtikultura, yang sisanya menanam karet, kendala yang kami hadapi saat ini permodalan dan penasaran, kalau kami selalu bersemangat karena ini pekerjaan kami,” kata Heri, kepada bupati.

    Bupati pun langsung menanggapi apa yang disampaikan kelompok tani, sebab menurut Bupati ada tiga hal kebijakan pembangunan yang menjadi prioritas yakni Pertanian dalam arti luas, infrastruktur dan Pariwisata, untuk itu dirinya minta semua kepala SOPD untuk menangkap signal perwujudan tiga hal skala prioritas itu.

    “Desa KBA ini sebagai sentral ketahanan pangan, nantinya infrastruktur sebagai akses areal pertanian pun harus baik, begitu dengan peralatan yang dibutuhkan, sedangkan permodalan bisa melalui BUMDes atau ke Bank BRI ataupun Bank Marunting,” tandas bupati.

    Dirinya minta kepada Kepala SOPD untuk segera merespon yang dibutuhkan para petani. “Begitu ada keluhan jangan nanti nanti, akhirnya tahun depan atau tahun berikutnya baru terealisasi, bagaimana mau berkembang,” ungkapnya.

    Bupati pun berharap apa yang dihasilkan para petani bisa memenuhi lokal dulu dan sasaran empat kabupaten yakni Kobar, Seruyan, Sukamara dan Lamandau. “Jika disini bisa ditanam dan harga bisa bersaing maka tidak perlu mendatangkan dari Jawa,” terangnya.

    Sementara itu HM Ruslan pun langsung tanggap apa yang dibutuhkan petani, dirinya langsung mendatangkan 24 truk abu boiler serta alat berat untuk membuat galian penampungan air.

    “Masyarakat kita ini sudah ada kemauan dan semangat dan hasilnya pun sudah ada kita lihat, jadi permintaan petani ini darurat harus dipenuhi,” ujar HM Ruslan.

    (man/beritasampit.co.id)