DLH Kotim, Ibarat Kata “Lain Yang Gatal” “Lain Yang Digaruk”, Terkait Dugaan Limbah PT SCC 

    SAMPIT – Pengambilan sampel air sungai Bunut, Desa Rubung buyung kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), yang diduga telah tercemar oleh limbah pabrik sawit milik PT. Sinar Citra Cemerlang (SCC), sehingga mengakibatkan kerusakan ekositem di sungai tersebut dinilai bukan pada tempatnya.

    “Kami sangat menyayangkan tim dari dinas lingkungan hidup yang mengambil sampel air bunut itu tidak di titik kejadian. Dalam rentetan waktu 32 jam air sungai yang mengalir itu bisa saja sudah habis air kandungan limbahnya. Ini malah ngambil sampel di bawah jembatan bunut yang jarak nya sangat jauh dari ikan yang mati itu,” ujar Audy.

    Dia juga mempertanyakan kinerja tim tersebut. Menurutnya sudah semenstinya DLH berupaya mencari penyebab ikan dan ular itu mati,karena itu merupakan kejahatan terhadap ekositem dan keaneka ragaman hayati di daerah yang sudah terancam rusak.

    “Seharusnya DLH tidak mengambil sampel di titik yang berbeda apalagi aliran sungai itu panjang dan memang airnya mengalir. Namun untuk diketahui titik pemgambilan sampel itu sampai pasang surut sehingga dalam waktu sehari saja zat berbahaya dari limbah itu pun bakal hilang karna terbawa pasang surut. DLH ini benar-benar konyol, apakah mereka tidak tau titik yang di cemari itu sama saja di ibaratkan, lain yang gatal lain yang di garuk,” tutur Aduy Kaordinator Forbes Kotim itu.

    Selain itu Audy juga menegaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melaporkan kasus ini ketingkat pusat dengan data-data dan barang bukti yang berhasil di amankan pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tersebut. “Masa hasil laboratorium berbanding sangat jauh terbalik dengan video dan pakta di lapangan. Ini jelas ada indikasi permainan antara tim DLH dan oknum perusahaan yang bersangkutan,” ungkap Audy dibincangi awak media Kamis (24/82017) tadi siang.

    Sementara itu sebelumnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sanggul Lumban Gaol mengatakan bahwa limbah milik PT SCC yang diduga cemari sungai bunut itu berdasarkan hasil uji laboratorium hasilnya negatif dan air yang ada tersebut masih ditahap aman.

    “Berdasarkannhasil laboratorium, kandungan limbah pabrik itu masih di batas aman artinya ikan mati itu bukan di sebabkan oleh limbah sawit, sayangnya pada saat itu tim tidak mengambil sampel ikan yang mati itu sehingga kita tidak bisa mengungkap apa penyebabnya,” jelas Sanggul.

    (drm/beritasampit.co.id)