​Hati-Hati Diskon “Supermarket” Setelah Konsumen Komplain, Baru Teriak “Minta Maaf”

    PANGKALAN BUN – Bagi perusahaan pedagang besar, sebut saja ‘Supermarkaet” yang kini telah menjamur di pelosok kabupaten di Propinsi Kalteng, termasuk di Kabupaten Kobar.

    “Rasanya, mereka tidak mungkin kalau ‘lalai’ karena sebelumnya semua staf dan karyawannya telah ditraining untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya. Namun,saya sarankan hati-hati saja terhadap berbagai lebel diskon (potongan harga) yang di pajang pada sejumlah barang,” aku Bardiansyah, salah seorang pengamat ekonomi di Pangkalan Bun, saat dibincangi beritasampit.co.id, Minggu (3/9/2017).

    Menurut Bardiansyah, baru-baru ini mencuat kepermukaan ada salah satu Supermarket besar,atau semacam “Mall” di Kota Pangkalan Bun, yang ci komplain konsumennya.

    “Nah, kan itu salah satu bukti, kalau konsumen yang dirugikan belanja sat ada diskon, kemudian komplain. Si pemilik supermarket baru berteriak minta maaf dan membeberkan berbagai alasannya. Tapi,kalau konsumen tidak komplain,mana ada si pemilik supermarket langsung berteriak, mengatakan kesalahaanya,” ujar Bardiansyah.

    Agar para konsumen kepuasannya tetap terjamin dan para pemilik Supermarket juga, tetap konsisten memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumennya. Lanjut Bardiansyah,seyogyanya pihak Dinas terkait di setip Kabupaten/Kota di Kalteng, juga di Kabupaten Kobar secara rutin setiap minggu atau bulan, sidak ke semua supermarket.

    Oprasi mendadak (sidak) yang rutin dilakukan dinas terkait di pemerintahan, tujuannya agar si pemilik supermaket, tidak berbuat ‘nakal’.

    Tapi sidaknya, benar-benar sidak yang sebenarnya. Dalam artian, sebelumnya bagi staf atau karyawan dari pihak dinas terkait yang merasa lebih dekat dengan pengusaha supermarket, jangan dulu menyampaikan informasinya melalui HP, bahwa nanti ada sidak.

    “Maaf, saya sudah tahu di kota-kota besar setiap supermarket besar (mall), mereka punya kaki-tangan (orang dekatnya) di setiap dinas pemerintahaan terkait. Bahkan, mereka ada yang mendapat jatah khusus uang sangu tiap bulannya. Tapi mudah-mudahan di Kabupaten Kobar, tidak ada,” terang Bardiansyah.

    (man/beritasampit.co.id)