Smart City Dan Penerapannya

    Oleh : Agung Suryo Putra***

    Saat ini Pemerintah Daerah di Kalimantan tengah, tengah berpacu untuk menerapkan Smart City, dengan harapan menciptakan kota yang cerdas dengan membenahi permasalahan-permasalahan yang ada di kota atau kabupaten.

    Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan smart city atau kota yang cerdas ? Kota yang cerdas ialah kota yang sudah bisa mengatasi masalah yang ada di kota tersebut dan menjadikan masyarakatnya cerdas dengan kehidupannya yang berkualitas. Jadi konsep Smart City bukan hanya berbicara masalah aplikasi maupun sistem pemerintah yang smart atau cerdas, tapi pemerintah yang terbuka dan mencoba membuat masyarakatnya menjadi smart.

    Smart City sendiri harus bisa mencakup enam (6) aspek, di antaranya:

    Smart Living

    Rasa nyaman yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya beberapa indikator berikut dalam sebuah kota, yaitu kesehatan, perumahan, aksesibiltas, persampahan, energi, keanekaragaman hayati, air, teknologi, dan transportasi.

    Smart Governance

    Smart governance berkaitan dengan politik dan partisipasi dari masyarakat, layanan penduduk dan penggunaan jaringan komunikasi baru seperti e-government dan e-democracy.

    Smart People

    Smart people berarti penduduk kota yang dapat dikatakan smart, tidak hanya mengacu pada kualifikasi edukasi seseorang tapi juga kualitas interaksi sosial yang terbentuk.

    Smart Environment

    Smart environment merupakan salah satu aspek smart city yang membahas kemajuan teknologi serta penggunaannya untuk melindungi dan memelihara lingkungan kota baik keamanan maupun alam.

    Smart Mobility

    Smart mobility yang dimaksud yaitu kemampuan kota dalam memberikan kesempatan akses yang seluas-luasnya pada lokal maupun internasional.

    Smart Economy

    Smart economy dalam kehidupan kota mengacu pada industri yang smart yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa.

    Saat ini banyak salah kaprah mengenai konsep penerapan smart city, banyak pemerintah daerah yang berpikir dengan menciptakan aplikasi maupun sistem yang “wah” di instansinya, maka sudah atau sedang mengembangkan smart city.

    Padahal smart city sendiri konsep dan penerapan haruslah bottom to up, dimana pemerintah daerah harus peka dalam mencari input dari kekurangan di internal serta masukan dari masyarakat dan menerapkannya.

    Jadi penerapan smart city sendiri adalah mengelola sistem pemerintah, dimana antara eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat menjadi lebih cerdas, dan bukan sekedar memiliki aplikasi yang canggih.

    Nah, sudahkah Anda memahami konsep smart city? Akankah kota-kota di Kalimantan Tengah bisa menjadi cerdas ? Smart city tentunya membutuhkan smart citizen, jadi bukanlah berbicara proyek infrastruktur yang diberi nama Smart City, jadi harus ada sinergi antara warga kota yang mau bergerak bersama satu tujuan, sehingga kota yang cerdas bukan lagi hanya impian.

    (as/beritasampit.co.id)