​Pertanian di Luwuk Kanan Semakin Lesu, Kenapa ?

    KASONGAN – Saluran irigasi pertanian di Desa Luwuk Kanan, Kecamatan Tasik Payawan mampet. Hal ini akibat keterbatasan alat dan biaya, sehingga para petani setempat cuma bisa gigit jari. Mereka berharap, pemerintah daerah dapat mencarikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Mengingat irigasi sangat dibutuhkan untuk mengairi ratusan hektare sawah.

    Wakil Ketua II DPRD Katingan, H. Alfujiansyah mengatakan, setelah melakukan agenda resesnya beberapa waktu lalu dirinya mendapat aspirasi yang cukup menarik di Desa Luwuk Kanan. Contohnya mengenai saluran irigasi mampet dan bendungan yang tak lagi berfungsi lantaran mengalami kerusakkan.

    “Menurut masyarakat setempat, kalau tidak segera di perbaiki maka ditakutkan kawasan sawah itu akan beralih fungsi menjadi perkebunan. Inilah yang tidak kita inginkan, makanya perlu upaya konkrit dari pemerintah daerah nantinya,” jelas Alfujiansyah kepada beritsampit.co.id, Senin (11/9/2017).

    Berdasarkan informasi yang didapatnya, khusus di Luwuk Kanan saja terdapat sekitar 500 sampai 700 hektare lahan pertanian. Proyek cetak sawah sebesar itu dianggap cukup relevan, mengingat potensi pertanian yang sangat baik ke depan.

    “Sebenarnya masyarakat di sana sangat mengharapkan agar sektor pertanian kembali hidup. Lantaran berbagai keterbatasan yang ada, maka mereka tidak dapat berbuat lebih banyak,” katanya.

    Aspirasi warga Luwuk Kanan tersebut cukup prioritas untuk kemudian disampaikan dalam laporan hasil reses di lembaga DPRD Katingan. Sebab, pertanian merupakan sektor yang paling banyak digeluti masyarakat Katingan sampai saat ini.

    “Saya sudah mengimbau kepada masyarakat desa agar tidak mengalihkan fungsi sawah itu menjadi perkebunan. Karena pemerintah pastinya mempunyai tujuan yang cukup beralasan untuk mencetak sawah di desa tersebut,” pungkasnya.

    (ar/beritasampit.co.id)