Subhanallah….! Pelantun Azan yang Bikin Haru di Jeddah itu Ternyata Warga Kalteng (1)

    Banyak cerita suka, duka dan mengilhami, terjadi sepanjang pelaksanaan ibadah haji 2017. Selain kekaguman terhadap mulianya perjalanan ibadah haji dan tempat ibadah di tanah suci, ternyata ada pula kejadian yang membuat jemaah haji Indonesia, khususnya asal Kalimantan Tengah merasa haru sekaligus bangga.

    Salah satunya adalah kejadian di sebuah masjid di Jeddah. Kejadian yang benar-benar menunjukkan kuasa Allah yang memberi kesempatan bagi seorang warga Kalimantan Tengah untuk menjadi muazin di sebuah masjid, bahkan kemudian membuatnya mendapatkan kejutan luar biasa yang tidak terduga.

    Ini kejadian yang jarang terjadi karena setiap masjid di Arab Saudi umumnya sudah memiliki muazin dan imam tetap. Mereka biasanya selalu tepat waktu dalam menjalankan tugas.

    Namun menjelang akhir penugasan di Jeddah, salah satu petugas haji bernama Yazid Fakhri sempat membuat gempar dan haru para jemaah di masjid Khadijah Al Atha di Jalan Malik Fahad Hayya Linjahah Jeddah. Suara merdu Yazid yang merupakan anggota dari Majelis Hakim MTQ Kalimantan Tengah seolah membius jemaah yang akan melaksanakan salat berjemaah.

    Senja itu, Sabtu (16/9), saat jelang salat magrib, Yazid sudah berada di dalam masjid bersama para jemaah lain. Namun setelah ditunggu beberapa saat muazin resmi masjid tersebut tidak kunjung tiba. Yazid meminta izin kepada pengurus masjid untuk menjadi muazin dadakan di Masjid Khadijah Al Atha tersebut.

    Sambil terlihat agak ragu, akhirnya Imam masjid mempersilakan Yazid azan magrib. Dan Yazid pun benar-benar menjadi muazin magrib hari itu. Dia pilih irama adzan Indonesia bukan yang biasa dilantunkan muazdin Arab Saudi.

    “Beberapa saat saya sedikit heran kenapa tadi ramai orang sekarang seperti tidak ada orang. Jangan-jangan orang pada keluar, tapi saya dengar ada suara orang batuk agak jauh da nada yang menjawab lafal azan saya,” kisah Yazid, Jum’at (22/09/2017) saat sambil bertugas di Bandara Madinah, seperti dikutip dari situs resmi Kemenag.

    “Sampai selesai azan, saya jadi bingung yang tadinya sunyi tiba-tiba jadi ramai orang berucap subhanallah, masya Allah sambung menyambung sambil memeluk dan menciumi saya dan bilang antum azan thayyib,” ujar Yazid menambahkan.

    Setelah shalat berjemaah, Yazid diminta menunggu Imam Masjid karena aka nada yang ingin dibicarakan. Ternyata dia ditawari menjadi muadzin resmi masjid tersebut. Bahkan yazid diminta tetap tinggal di Jeddah setelah musim haji untuk membantu mengelola masjid. (bersambung)