FPI Terbentuk di Kobar, Memantik Api Penolakan dari Suku Dayak. Ini Sikap Tegas Dayak..?

    PALANGKA RAYA – Kemunculan secara tiba-tiba ormas radikal, seperti Front Pembela Islam (FPI) di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar), seakan memantik api perlawanan dari sejumlah organisasi dayak di wilayah ini.

    Setelah sebelumnya Dewan Adat Dayak (DAD) menolak kehadiran FPI di bumi yang dijuluki bumi marunting batu aji tersebut. Kini giliran Perkumpulan Pemuda Dayak (PERPEDAYAK) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang ikut menolak.

    “Kami dari Perpedayak menolak berdirinya FPI di Bumi Pancasila, Bumi Kalimantan Tengah ini,” ungkapnya Ketua Perpedayak Kalteng, Ivandre Oktabrianto didampingi Sekjen Perpedayak Ferdy Kahandanie kepada beritasampit.co.id, Senin (25/9/2017).

    Selain dengan tegas menolak terbentuknya organisasi yang didirikan Habib Rizieq, tersangka pelanggaran UU ITE yang kini jadi buronan Polisi. Perpedayak Kalteng juga menyampaikan pernyataan sikap. Berikut pernyataan sikap;

    Pertama: Penolakan FPI tidak terkait terhadap masalah Suku, Ras dan Agama.

    Kedua: Kalteng tidak membutuhkan organisasi radikal seperti FPI karena Kalteng sudah tenang dan kondusif.

    Ketiga: Kami pemuda dayak tetap konsisten pada sikap kami yaitu tetap menolak organisasi FPI seperti kesepakatan pada aksi tertanggal 12-13 februari 2012 lalu.

    Empat: Meminta kepada semua elemen masyarakat dayak dan pemerintah Provinsi Kalteng untuk mengingat kembali 5 point kesepakatan tentang penolakan FPI yang dihadiri oleh pemerintah Provinsi Kalteng, ormas dayak dan forum kerukunan umat beragama.

    Kelima: Meminta pemerintah Pusat untuk segera membubarkan FPI karena tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila.

    Keenam: Memohon kepada gubernur Kalteng mengambil sikap tegas mengenai masalah ini.

    Ketujuh: Meminta DAD Kalteng untuk segera bersikap mengenai diduga telah terbentuknya FPI di Kotawaringin Barat.

    “Sebagai putra dan putri asli Provinsi Kalteng sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan di bumi tambun bungai. Kami berharap semua pihak segera merespon permasalahan ini,” ucap usai membacakaan pernyataan sikap.(nt/beritasampit.co.id)

    Editor: A. Uga Gara