Lho Kok Bisa, Keluhan Honor Pesparawi Viral di Medsos, Mana Panitia?

    LAMANDAU-Sudah hampir kurang lebih dua minggu setelah dilaksanakannya Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) ke XVI tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Kabupaten Lamandau pada 16-22 September lalu ternyata masih menyimpan beberapa pertanyaan, khususnya bagi para peserta, baik penari, peserta paduan suara maupun yang lainnya. Pasalnya, sebagian honor yang dijanjikan para panitia PESPARAWI XVI kepada peserta hingga kini masih belum dicairkan.

    Hal tersebut di ungkapkan oleh orang tua, keluarga dan peserta di salah satu komentar video yang diupload Lamandau sega diakun facebook. Dalam komentar-komentar tersebut viral diperbincangkan mengenai honor maupun pemotongan honor peserta PESPARAWI.

    “Sampai sekarang sepengetahuan saya anak-anak belum menerima honor tarian kolosal, ntah kapan padahal mereka sangat mengharapkan jeripayah mereka seberapapun itu nilainya. Bahkan keponakan saya sampai masuk rumah sakit akibat kelelahan (sesak nafas sampai pakai oksigen) setelah tampil di pembukaan PESPARAWI, ” tulis komentar yang di buat oleh Shinta Shin Tundan.

    Selain itu, ada juga yang mengeluhkan bahwa honor mereka di potong. Seperti yang ditulis komentar oleh Yohana Kurniaty. “Haii,,kami juga yang koor agung dipotong uang make up nya 130 tanpa terkecuali pokoknya semuanya, padahal saya aja gak make up lo,, dipotong tong bayangin aja jumlah koor agung 350 orang dikali Rp. 130.000 berapa jeti yo,, padahal katanya make up gratis, ” tulis komentarnya melalui akun facebooknya.

    Dengan adanya komentar Yohana, komentar tersebut dibenarkan oleh akun Eltranita Yulianus Dimel Uting dengan tulisannya “Bukan cuma koor agung yang dipotong uang sakunya tapi mereka penari kolosal, anak-anak marcing band, mereka yang ikut lomba juga dipotong untuk make up, ” ungkapnya.

    Kemudian dalam komentar tersebut dijelaskan oleh akun bang Yus bahwa marcing band sudah dibayarkan sebesar Rp. 600 ribu. “Kasihan sekali itu belum sesuai dengan jeripayahnya, ” keluh bang Yus.

    Menurut Waroc Suro Nggoto dalam komentarnya menulis bahwa infonya honor penari kolsal sebesar Rp 1 juta tapi dipotong snack dan makan selama latihan sisa Rp. 500 ribu. Pertanyaan kami, bukankah telah ada anggaran untuk seksi konsumsi, mengapa dana anak-anak dipotong untuk konsumsi tersebut. Hal ini akan terindikasi adanya tumpang tindih pengeluaran.

    Menyimak keluh kesah yang terjadi, menurut informasi yang didapatkan, PESPARAWI yang diselenggarakan dengan anggarannya sebesar total kurang lebih 46,3 Milyar (M) dengan rincian 23 M dari Pemda Lamandau, 19 M dari PEMPROV Kalteng dan 4,3M dari sumbangan dari beberapa perusahaan yang ada di Kabupaten Lamandau dengan nominal yang bervariasi.

    Untuk sektor tari kolosal sendiri panitia telah menganggarkan 3 miliar tetapi dana untuk anak-anak penari kolosal belum terbayarkan.

    Kemudian, komentar diakun Facebook yang ditulis Regini gini bahwa dana tersebut tetap akan dibayarkan namun masih ada kendala dengan EO, pertanyaannya EO yang mana? dan bagaimana isi kontraknya? Karena bila EO tersebut telah menyalahi kontrak maka tentunya ada SANKSI yang dikenakan dan juga bisa ditempuh jalur hukum, dan anak-anak tersebut sebagai saksi korbannya, dengan gambaran di atas, diharapkan sebaiknya panitia dapat membuka seluruh laporan keuangan yang ada ke publik dan segera mengklarifikasinya agar kepercayaan publik ke pemerintah tetap ada.

    Sampai dengan berita ini diterbitkan belum ada satupun panitia yang berhasil di konfirmasi maupun mengklarifikasi secara langsung. (cipt/beritasampit.co.id)