Sisi Lain Dari Musibah Terbakarnya KM. Dharma Kencana II

    Akhirnya Holidin (65) Selamat, Kendati Sudah Tua, Dia Nekad Terjun Kelaut

    PANGKALAN BUN – Sekitar Pukul 03.00 WIB, sedang enakenaknya tidur pulas, tiba-tiba semua penumpang didalam KM.Dharma Kencana II teperanjat penuh kaget, mendengar suara dari ABK, harus segera bangun dan pake pelampung.

    Terperanjat yang penuh gaget,dengan cepat hilang diganti dengan rasa takut,bahkan ketika kepulan asap tebal masuk keruangan kamar, semua penumpangpun menjadi ngeri dan was-was,kaku,sock,gentar,dan akhirnya semua penumpang nampak panik.

    Semua fenomena diatas itu benar dan nyata,seperti yang diceritakan Holidin (65) asal Brebes menceritakan kepada wartawan bahwa dirinya berada di dek 4,dan dirinya sedang tertidur lelap, tiba tiba dia kaget karena ABK membangunkan untuk menggunakan pelampung.

    “Bayangkan, siapa yang tidak takut dan panic, sedang tidur pulas langsung dibangunkan dengan keadaan gelap gulita,begitu keluar kamar nampak bau asap,hingga napas sesak. Kejadiannya antara Jam 3 atau Jam 4 pagi,” aku Holidin.

    Lanjut Holidin, ada ABK membangunkan dirinya, untuk mengunakan pelampung, begitu Holidin, menggunakan pelampung asap makin tebal

    “Dan musibah itu untuk saya yang sudah usia 65 tahun,baru pertama kali saya alami, akhirnya saya semakin kalut dan bingung kemana karena gelap, tidak tahu mana pintu ke arah keluar atas kapal, karena saya dariDek 4 diminta untuk naik ke dek paling atas”,kata Holidin,sumringah karena sudah di darat di Pelabuhan.

    Menurutnya begitu sampai diatas, lantai kapal saat dinjak terasa panas,lama-lama semakin panas,akhirnya saya nekat terjun kelaut dengan menggunakan pelampung.

    “Selama tiga jam lebih saya bersama penumpang lainnya mengalami kepanikan dan terus berjuang mencari pintu keluar didalam kegelapan. Dan selama satu jam lebih saya terapung apung dilaut, saya sudah pasrah, tetapi tiba tiba ada kapal tug boad yang narik kapal pertamina, kami pun mendapat pertolongan,” tuturnya.

    Kepanikanpun dialami oleh Tikno (30) asal Malang tujuan ke Pontianak, dirinya menceritakan bahwa saat asap makin tebal tapi alarm belum bunyi, saat itu dirinya bersama istri dan anaknya yang berusia 3,5 tahun tidur diruang karaoke atas, begitu melihat kepulan asap yang tebal, yang terlintas mencari pelampung dan menyelamatkan anak dan istrinya.

    “Anak dan istri saya, saya pakaikan pelampung, anak saya menangis terus karena memang kondisi sangat gelap dan asap makin tebal, disitu saya pun berusaha sekuat tenaga saya untuk bisa keluar dari kapal. Tapi untuk mencari tangga keluarpun sulit karena gelap, ditengah kepasrahan, saya pun tetap untuk bisa keluar,sambil saya gendong putri saya itu, saya berusaha harus bisa keluar kapal,” terang Tikno.

    Tikno bersama anak dan istrinya berhasil turun dari tangga darurat meski tangga itu tidak kuat. “Saya pasrah, karena posisi kita dilaut dan kapal terbakar, saya lihat asap dari ruangan bawah, ” terangnya.

    Sebagian besar penumpang yang berhasil diwawancari Tabengan menceritakan asal kepulan asap dari ruangan bawah dan penumpang tidak menyadari adanya musibah karena memang tidak ada alarm berbunyi.

    Selain itu posisi penumpang tengah tidur pulas, mereka tersadar setelah petugas membangunkan dan diminta untuk pindah ke dek paling atas, dan harus menggunakan pelampung.

    Ada yang penumoang yang dinaikan kapal sekoci namun karena Kepanikan akibat kepulan asap dan udara yang panas, banyak juga penumpang yang nekat terjun Kelaut Meski tidak bisa berenang.

    Seperti Aris (25) dan Raharjo (27 thn) kedua sahabat ini pun batal mengikuti Jambore Di Pontianak dalam rangka hari sumpah pemuda karena musibah kapal yang mengangkutnya terbakar.

    “Saya ini tidak bisa berenang tapi Saya nekat karena saya pikir pake pelampung, saya pun langsung terjun kelaut karena kondisi diatas kapal sangat kapal, nafas sesak, sekitar satu jam, kami dilaut, dan datang kapal bantuan,” pungakAris asal Semarang. (man/beritasampit.co.id)