Jangan Hanya Beri Angin Segar Sesaat Saja Untuk Masyarakat

    SAMPIT – Impian masyarakat Desa Seranau Kecamantan Mentaya Seberang tampaknnya akan segera menjadi kenyataan terkait pembangunan jembatan sungai mentaya. Pemkab Kotim tetap di ingatkan untuk memperjelas kembali rencana tersebut sehingga tidak hanya menjadi angin sesaat untuk masyarakat.

    Anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur, Muhammad Shaleh mengatakan rencana pembangunan jembatan Sungai Mentaya yang menghubungkan Baamang dan Seranau itu harus diperjelas lagi oleh pemerintah daerah terutama soal sumber pembiayaannya.

    Menurutnya sejumlah kontraktor enggan mengerjakan proyek di kawasan seberang itu sebab diakui biaya operasionalnya tergolong tinggi, bahkan tidak menutup kemungkinan pihak rekanan mengalami kerugian.

    “Terutama untuk bahan yang menggunakan material dari beton akan sangat membengkak, karena mahalnya biaya operasional mengangkut kesana,” kata Shaleh, Rabu (29/11/2017).

    Menurutnya pembangunan jembatan Mentaya memang bukan perkara mudah di sektor anggaran sendiri diperkirakan menelan anggaran Rp1 triliun. Dan sulit jika masih mengandalkan keuangan kabupaten ataupun provinsi.

    “Karena paling kuat APBD hanya membiayai pembebasan lahan. Maka dari itu harus dibangun oleh pemerintah pusat,” kata Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

    Ia menegaskan jembatan itu tidak hanya sekadar kebutuhan biasa namun mendesak bagi kepentingan masyarakat. Selama jembatan itu tidak ada, daerah Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau sulit untuk berkembang dan maju seperti Kota Sampit.

    “Dengan dibangunnya jembatan Mentaya Sampit akan membuka daerah terisolir serta berdampak pada percepatan pembangunan di wilayah itu, tapi semua rencana pemkab ini harus diperjelas kembali jangan sampai hal ini justru hanya menjadi menjadi angin segar sesaat untuk masyarakat,” tutup Shaleh.

    (drm/beritasampit.co.id)