Masyarakat Gumas Kecewa, Anggap Gubernur Tak Adil.Ini Penyebabnya..?

    Editor: A. Uga Gara

    KUALA KURUN-Warga Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng) meragukan kepemimpinan Gubernur Kalteng, H Sugianto Sbran bisa menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Terutama keadilan dalam pembagian kue pembangunan daerah, khususnya infrastruktur jalan.

    Pasalnya, sejak peralihan pemerintahan dari Gubernur, A. Teras Narang pada tahun 2016 lalu hingga akhir tahun 2017 ini, ruas jalan provinsi, khususnya wilayah Gumas. Dari Sepang menuju Kuala Kurun, belum mendapat prioritas penanganan oleh Pemerintah Provinsi Kalteng era kepemimpinan H Sugianto Sabran.

    Karena tidak mendapat prioritas penanganan, sejumlah titik mengalami rusak berat. Pantauan www.beritasampit.co.id di lapangan, ada tiga titik yang mengalami rusak berat, yakni daerah Desa Penda Linda, Desa Teluk Nyatu dan Sei Bunut, Desa Hurung Bunut, Kecamatan Kurun.

    Akibat kerusakan tersebut, hampir setiap hari kendaraan bermotor mengalami kecelakaan pada titik yang rusak. Hari ini, Selasa (12/12/2017) terdapat dua buah truck tangki bermuatan CPO terguling. Akibatnya perusahan kontraktor angkutan CPO mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

    Pada Senin (11/12/2017) lalu, truck tronton terguling, akibatnya kendaraan bermotor mengular hingga sepanjang kurang lebih 2 KM. Salah seorang warga Gumas yang tak bersedia namanya ditulis, mengungkapkan. Pada Senin kemaren dia sempat membatalkan perjalanannya ke Palangka Raya dari Kuala Kurun, lantaran mendengar informasi ratusan mobil dan truck ngantri.

    “Gumas ini seperti anak tiri saja. Coba lihat wilayah Kobar dan Kotim sana, pembangunan sangat diperhatikan. Sedangkan di Gumas kurang diperhatikan, apakah ini ada kaitan dengan Pilgub lalu. Katanya pemimpin harus adil, tidak memilih dan memilah,” ucapnya dengan nada kesal.

    Sementara itu, Tarman (62) sopir truk tengki CPO yang menjadi korban kecelakaan. Dia mengaku kecewa dengan pemerintah provinsi, lantaran membiarkan ruas jalan rusak parah seperti yang terjadi saat ini. Padahal ucapnya, truck yang digunakan menggunakan plat Kalteng.

    “Sebanyak 60 unit truck yang kami gunakan mengangkut CPO, seluruhnya menggunakan plat Kalteng. Artinya kami setiap tahun membayar pajak dan masuk kas daerah, tapi jalan tidak diperhatikan,” bebernya sambil menunjukan empat unit truck CPO yang melintas saat itu, seluruhnya menggunakan plat Kalteng.

    Lebih lanjut dia mengatakan, kerusakan jalan sudah berlangsung lebih dari satu tahun, belum juga ada pengananan dari Pemerintah Provinsi yang punya kewenangan dalan memelihara ruas jalan provinsi. “Awalnya aspal berlobang. Lalu disapu seperti ini, tetapi tidak cepat diaspal kembali. Akibatnya ya seperti ini, malah memperparah kerusakan,” ucapnya. (alf/beritasampit.co.id)