2017, Ada 95 Bencana di Kapuas. Apa Saja Ya?

    KUALA KAPUAS – Sebanyak 95 kejadian bencana terjadi di Kabupaten Kapuas selama tahun 2017. Bencana itu, yakni bencana kategori banjir, bencana kebakaran hutan dan lahan, dan bencana umum.

    Demikian diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga, kepada beritasampit.co.id, Jumat (5/1/2018).

    “Berdasarkan data yang kita himpun, selama tahun 2017 ada 95 kejadian bencana,” katanya.

    Dari 95 kejadian itu terdiri dari 3 kategori. Pertama kategori bencana banjir, kedua bencana karhutla, dan ketiga bencana umum.

    “Untuk bencana banjir terjadi 14 kejadian ditujuh kecamatan, yakni Kecamatan Mandau Talawang, Kapuas Hulu, Pasak Talawang, Kapuas Tengah, Dadahup, Kapuas Murung, dan Mantangai. Yang paling sering terjadi di Kecamatan Mandau Talawang sebanyak 4 kejadian. Keseluran Kepala Keluaraga (KK) yang terdampak banjir selama 2017 berjumlah 19.293 KK,” terang Sinaga.

    Lanjutnya, untuk karhutla terjadi sebanyak 43 kejadian dibeberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Mantangai, Dadahup, dan Kapuas Timur. Dengan luasan yang terbakar berjumlah 420,5 Hektare.

    “Dan dalam pemadaman kita lakukan 15 kali pemadaman darat, apabila tidak bisa lewat darat maka dilakukan water bombing. Nah water bombing ini sebanyak 537 dilakukan,” bebernya.

    Selanjutnya, kata Sinaga, yakni bencana umum. Bencana itu terdiri dari kebakaran permukiman, kebakaran ruko/toko/kios/gudang, angin puting beliung, kecelakaan/orang tenggelam, KLB (keracunan). “Bencana umum ini terjadi sebanyak 38 kejadian,” sebutnya.

    Ditambahkannya, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bisa berkoordinasi, dan bekerja sama dengan pihaknya dalam penanganan sejumlah bencana tersebut.

    “Mari koordinasi penanganan bencana ini bisa terus terjalin, sehingga setiap ada bencana dapat teratasi sesegara mungkin,” ungkapnya.

    Sinaga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu waspada, tetap hati-hati, dan diharapkan menganalisa potensi bencana, sehingga dapat diminimalisir, bahkan dieleminir bencana tersebut. “Dan kalau pun ada, masyarakat diharapkan tangguh terhadap setiap bencana,” tukasnya. (irfan/beritasampit.co.id)