Truk Bermuatan Kayu Ulin Rusak Jembatan Sapihan

    SAMPIT – Sebuah truk bermuatan kayu ulin balokan ukuran 10 x 10 x 4 meter sebanyak 8 meter kubik amblas di Jembatan Sapihan Besar, Kelurahan Samuda Kota, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotim.

    Sebanyak 14 keping papan lantai jembatan patah hingga bolong dan berikut suai atau kalangnya sejumlah 2 Batang turut ambruk.
    Truk yang merupakan dari daerah Utara itu bernomor polisi KH 9910 FC, warna kabin putih merek Izuzu amblas kala melintas salah satu jembatan diwilayah tersebut.

    Dari inpormasi masyarakat sekitar, truk itu, ketika melewati jembatan pada jam malam atau dini hari. Biasanya, sebelumnya jarang terjadi kecelakaan tunggal. Beruntung tak menimbulkan korban jiwa.

    “Sering truk bermuatan kayu ulin melintas jembatan ini pada saat tengah malam,” kata warga yang tidak mau disebutkan namannya.

    Lurah Samuda Kota, Ono Sugianto, SE, ketika dikonfirmasi berita Sampit.co.id, membenarkan adanya truk bermuatan kayu ulin yang melewati jembatan Sapihan Besar merupakan jalur utama penghubung antara Kelurahan Samuda dan Kelurahan Basirih Hilir, kandas karena muatannya.

    Jembatan itu juga penghubung jalan HM Noor dan jalan H. Umar Hasyim Kelurahan Basirih Hilir yang juga menuju kawasan pusat perbelanjaan warga masyarakat.

    “Kita sudah laporkan kepihak kepolisian atas kejadian itu dan yang bersangkutan bersedia memperbaikinya,” kata Pj Lurah Ono Sugianto, Senin(8/1/2018) dikantornya siang.

    Ditegaskannya, jembatan ini pasilitas umum yang tentu banyak penggunanya yang melewati jembatan tersebut. Kepada yang merusaknya, tentu akan ada konsekwensinya.

    “Kita berikan berikan tegang waktu selama satu minggu perbaikannya harus selesai. Karena akses jembatan itu sangat peting bagi masyarakat disini,” pintanya. Ditambahkannya, kita juga sudah tau pemilik truk, penyublainya barang, maupun yang penerima kayu ulin tersebut.

    Sementara itu, Plt Camat Mentaya Hilir Selatan, Muhammad Huzaifah ketika dihubungi dikantornya, mengatakan, bahwa dia baru tahu Senin siang sekitar pukul 11.30 WIB.

    Kala itu dirinya bertepatan turut mengantar Guru Zuhdi dari Kalimatan Selatan, mau berjiarah ke Makam Abu Hamid Al alimullah zuriat datuk Kelampaian Martapura yang jasadnya kala itu berkubur di Desa Samuda Besar tersebut.

    “Memang ada lurahnya menghubungi dan memberitahukan hal demikian. Kalau yang bersangkutan bertanggung jawab, itu solusi bagus yang kita terima. Jembatan itu kan milik dan fasilitas masyarakat umum yang kita jaga bersama,” tandasnya.

    (mar/beritasampit.co.id)