Sebanyak 78 Unit BSPS Kementerian PUPR di Desa Serambut Sudah Terealisasikan

    SAMPIT – Sebanyak 78 Unit Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), dari Kementarian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2017 yang ada di Desa Serambut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sudah terealisasikan.

    Realisasi bantuan berupa bahan bangunan rumah seperti Atap, Lantai, Dinding (Aladin) sudah terelisasikan yang nilainya sebesar Rp 15 juta per unit.

    Dalam realisasinya, pengerjaannya diserahkan kepada pihak suplaiyer sebagai penyuplai bahan bangunan yang semua sudah clear.

    Hanya saja, sedikit terlambat dalam pekerjaannya karena para anggota kelompok sendiri yang mengerjakannya dengan swadaya mereka.

    Dalam rapat intren bersama 4 kelompok penerima BSPS menghendaki pengerjaannya oleh yang bersangkutan sebagai anggota penerima bantuan.

    Penjabat Kades Serambut, Rida Iswanto, S. Sos ketika dikonfirmasi beritasampit.co.id, Rabu (24/1/2018) mengungkapkan terkait pelaksanaan realiasi program BSPS di Desa Serambut.

    Rida mengatakan bahwa sebelumnya, pelaksanaan realisasi BSPS sudah di rembukan dengan beberapa kali sosialisasi kepada Kelompok penerima bantuan.

    Mulai dari data yang menerima, setiap kelompok melengkapi data-data yang sudah ditetapkan.

    Kemudian, lanjut Rida. Pada pertemuan terakhir pemilihan penyedia bahan yang hadir ada tiga suplaiyer dan sesuai permintaan penerima bantuan.

    “Waktu itu terpilihlah CV Rizqi Fadillah, Dan di situ juga persyaratan dari Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebagai penyedia bahan dan pekerjaannya ditetapkan,” ujarnya, Rabu (24/1/2018).

    Dari semua bahan yang diterima penerima bantuan, menurut Rida. Diterima sudah dalam keadaan bersih dan siap pakai.

    Seperti papan bagunan yang sudah dalam keadaan dihaluskan dan berilat. Begitu juga bahan lainnya yang semua dari bahan kayu yang semuanya dalamn keadaan baik dan siap pakai semua.

    Namun. Lanjutnya lagi, ada sebagian para anggota penerima bantuan yang menginginkan menerima bahan yang masih mentah.

    Karena mereka (red/penerima bantuan) ingin mengerjakan dalam pengolahan bahan kayu bangunan tersebut secara sendiri dan juga membangun rumah mereka secara sendiri pula.

    ” Nah , karena itulah ada sebagian yang tidak senang dan melaporkan bahwa itu papannya tidak bersih dan guntung tidak pakai katam,” ujar Rida

    Selain itu, terang Rida bahwa ada sebagian banyak dari anggota penerima bantuan yang ingin mengerjakan sendiri bangunan rumah mereka tanpa melalui pihak lain.

    ” Masyarakat minta pekerjaan rumahnya sendiri. Maksudnya ia yang membersihkan dan ia yang menerima upah dari pekerjaan itu,” jelas Rida.

    Sehingga karena banyak yang meminta adanya pengerjaan sendiri. Akhirnya pihak desa menyetujui keinginan dari kelompok penerima bantuan tersebut dengan maksud pemberdayaan kepada masyarakat.

    Sementara itu, warga RT 1 Desa Serambut yang menerima bantuan bahan Aladin sangat senang dan bangga dengan menerima bahan bangunan yang masih mentah di samping membersihkannya secara perorangan bahkan mendapatkan upah.

    “Kami sangat berterima kasih dapat bantuan bahan bangunan rumah secara swadaya ini dengan mengerjakannya sendiri lagi, ” ujar Hariadi sumringah.

    (mar/beritasampit.co.id)