Ketua DPC NasDem Kobar : “PSK Juga Manusia Perlu Diperhatikan Nasibnya”

    PANGKALAN BUN – Disela-sela jelang pemulangan para PSK yang ada di Kabupaten Kobar.

    Seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Sosial, Satpol PP dan DPRD Kobar, Selasa (6/2/2018) di ruang rapat DPRD Kobar.

    Ada kesan yang perlu kita simak dari Sri Purwanti Komisi A, yang juga Ketua DPC Partai Nasdem Kabupaten Kobar.

    Sri Purwati menilai PSK juga perlu perhatian dan pembinaan dari pemerintah. Sehingga dapat mengarahkan mereka (PSK) kepada hal yang positif untuk meninggalkan pekerjaan lama mereka.

    “Para Pekerja Seks Komerial (PSK) juga sama dengan kita manusia, jadi perlu kita perhatikan nasibnya.Karena, mereka bisa terjun kedunia hitam factor yang paling utama akibat factor ekonomi,” jawab Sri Purwanti, saat dibincangi beritasampit.co.id saat rehat RDP.

    Menurut Sri, kalau penyebabnya factor ekonomi sulit untuk bisa dicegah keinginan hati manusia.

    Termasuk para PSK, yang awal terjun kedunia hitam, diawali berbagai variasi pengalaman pahit.

    Kemudian ada juga yang awalnya dihianati ‘kekasih’,karena malu dan prustasi,mereka lari keluar kota dan terjun kedunia hita, Bahkan ada pula,yang konon datang dari Jawa, kemudian dibawa oleh laki-laki, dengan dalih akan dikerjakan di salah satu perusahaan,tapi tertipu malah jadi PSK.

    “Saya mengatakan hal ini, karena saya sudah pernah berdialog dengan salah seorang PSK,” ujar Sri Purwanti tengan penuh haru.

    Selain itu permasalahan PSK bisa sampai ke Kobar, Sri membeberkan bahwa hampir semua PSK yang datang dari pulau Jawa tersebut karena dibawa oleh Germoa (Mucikari).

    “Jadi banyaknya para PSK di Kobar, biang keroknya adalah para Mucikari. Jadi kalau mau memulangkan para PSK, para mucikarinya yang setiap hari makan keringat PSK, harus segera didata,dan diusir bersama para PSKnya,” tegasnya

    Dengan adanya rencana pemupangan PSK yang akan digelar Pemkab Kobar, Sri mendukunh jika pemulangan tersebut dibarengi pembinaan yang serius terhadap para PSK denga memperhatikan betbagai aspek yakni lokasi penempatan yang khusus dan juga jauh dari tempat lokalisasi sebelumnya.

    “Tapi, diberi pembinaannya harus jauh dari lokasi prostitusi, kalau diberi pembinaannya masih di lokasi, sama saja bohong.

    Lihat di Palimanan Cirebon ada salah satu Yayasan, yang menampung para PSK se Jawa Barat, mereka diberi berbagai pembinaan dan ketrampilan. Kemudian kalau sudah lulus dipulangkan kekampung halamannya,” pungkasnya

    (Man/beritasampit.co.id)